Sunday, December 16, 2007

Indon VS Melayu

Kala Acara Topik Ketiban SMS (Sort Masage Service)
Oleh Ibn Ghifarie

Di saat malam mulai beranjak gelap dan menyelimuti dinginya udara, kucoba meneruskan pekerjaan yang sempat tertunda beberapa jam. Pasalnya, temen-temen lagi kena sindrom geam bola.

Tak pelak, ngedit naskah ‘Melawan Arus; Pergulatan Pemikiran Kaum Minoritas’ pun sempat terbengkalai. Belum lagi, kawan-kawan yang lain menuntut kesediaanku untuk bersedia mengisi pelatihan jurnalistik dan pentingnya melek internet.

Kala itu, sedang asyik-asiknya medit tulisan. Sekoyong-konyong mataku mulai pudar melototi monitor, bahkan berpaling ke acara televisi. Kebetulan siaran yang aku liat ‘Topik’ Minggu Ini (SCTV). Rasanya, akan menarik materi yang akan diulas malam ini.

Memang betul, ‘Topik’ ini bertajuk ‘RI-Malayasia : Bertengkar Hingga Duni Maya’ dengan menghadirkan Narasumber; Enda Nasution, Presiden Blogger Indonesia, Karim Raslan, kolumnis asal Malaysia dan politisi Partai Amanat Nasional, Alvin Lie, Rabu (12/12).

Kebanjiran SMS (Sort Masage Service)
Tiba-tiba aku dikagetkan dengan deringan suara Handphoneku petanda ada pesan yang masuk. Tanpa basa-basi kubuka pesan singkat itu, ‘Bang Bul (Buled sapaan akrabku-red) di SCTV aya perang Blogger Malayasia versus Indonesia, tulis Dian Bendum (Bendahara Umum) LPIK (Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman) Bandung.

Sejurus kemudiaan pesan singkat pun terus berdatangan kepadaku ‘Mas, mohon minta tanggapannya tentang pertengkaran para Blogger Malayasia dan Indonesia? Makasih. Anonim yang tak menyebutkan namanya.

Kang, nyuhunkeun pendapatna ngenaan ribut Blogger Indonesia sareng Malayasia soal Reog Ponorogo, Rasa Sayange. Cing kumaha saur Akang, SMS (Sort Masage Service ) kawanku.

Ayo gimana tanggapanya tentang keributan di dunia maya (blogger Indonesia dan Malayasia)? Ditunggu balasanya ya?, rekanku yang lainya.

Di Mata Serdadu Blogger
Tak ayal, ucapan permohonan tanggapan itu menghentakan perasaanku. Betapa tidak, aku mulai tak mengupdate Blogku karena asyik belajar ngedit naskah dan satu lain hal. Apalagi pascapemutusan koneksi web.idku oleh Pandi (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia), sebab belum diperpanjang.

Memang ku akui, beberapa tahun ini aku mulai akrab dengan dunia blog. Hingga beberapa kawanku memberikan julukan ‘bloggger yang handal’. Jujur saja, aku masih belum menguasai media online ini, tapi keukeuh peuteukeuh rekan-rekanku memanggil sebutan itu. Entah karena pernah mengelola beberapa blog atau bertukar pengalaman soal weblog.

Adalah berjubelnya pesan singkat soal perseteruan para Blogger antara Indonesia dan Malayasia merupakan satu bukti kepercayaan sahabat-sahabatku soal dunia cyber. Terutama berkenaan dengan blog.

Tak disangka-sangka, Oval aktivis jarIK (Jaringan Islam Kampus) Bandung yang berada disampingku mengawali pembicaraanya dengan melontarkan pertanyaan ‘Wah…gimana tanggapanya menurut Serdadu Blogger (Pegiat sekaligus Bloggermania--red) soal perseteruan antara para Blogger Indonesia dan Malayasia,’ cetusnya.

Tentu tak ada jawaban dariku, selain kata ‘Tinggali wae acara ieu’ pan aya Presiden Blogger Indonesia,’

Menanggapi hal ini, Presiden Blogger Indonesia Enda Nasution menilai perang blog ini tak perlu terjadi. "Situs http://www.ihateindon.blogspot.com/sudah melanggar term condition penyedia layanan blog," ujar Enda.

Menurut Karim Raslan, kolumnis asal Malaysia, salah satu penyebab meruncingnya hubungan Indonesia-Malaysia adalah banyaknya warga Indonesia yang datang ke Malaysia. "Ini menjadi masalah sosial buat Malaysia," ungkap Karim.

Benarkah ketidakharmonisan kedua negara serumpun ini adalah kelanjutan sejarah atas konflik yang selalu mewarnai hubungan kedua negara? Mulai dari era Sukarno hingga saling klaim hak cipta ? (Liputan 6 SCTV)

Stop Peperangan Antar Blogger
Maraknya situs yang dibuat oleh para blogger Malaysia. Isinya, kecaman dan hujatan atas Indonesia. Sebaliknya, sejumlah blogger asal Indonesia juga menumpahkan kemarahan yang sama.

Sejatinya kita kudu mengamini pernyataan Enda Nasution, seharusnya kita tidak membalas kebencian dengan kebencian, tapi menjembatani keduanya, demikianlah harapan Presiden Blogger Indonesia saat menutup perbincangan ‘Topik’ tersebut.

Malam mulai merayap. Suara jangkrik pun ikut memiahkan malam. Rasa ngantuk tak kunjung datang. Malah asyik membaca SMS sekaligus membuat coretan sambil berucap ‘Stop Peperangan Antar Blogger’’. Semoga hubungan Indonesia-Malayasia semakin harmonis, buka anarkis. Hidup Blogger [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 13/12/00;14.16 wib

*Penulis Mahasiswa Studi Agama-Agama Fakultas Filsafat dan Teologi UIN SGD Bandung dan Koord Pots LPIK (Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman) Bandung

Baca Selengkapnya......

Saturday, November 10, 2007

Makna Al-Qur'an

I'jaz Al-Quran
Shubhan AL-Munawwar

MemperingatiNuzulul Quran 1428 H
Sebagai sebuah kitab suci yang menuntut keyakinan dari penganutnya, kewahyuan al-Qur’an selalu diuji akan kebenarannya. Dalam sejarah di masa sahabat sendiri terjadi seorang yang bernama Musailamah al-Kadzab mencoba membuat ayat-ayat untuk menantang ketinggian bahasa al-Qur’an dari sisi sastranya.

Susunan yang dibuat oleh Musailamah ini telah banyak mendapat tantangan dan cemoohan bagi bangsa Arab, baik mereka yang mengerti maupun yang tidak mengerti sastra, baik susunan bahasanya yang janggal maupun isi dan maknanya yang dangkal, sehingga tidak dapat menarik simpati dari bangsa dan golongannya sendiri. Seiring dengan perkembangan zaman, tantangan akan kebenaran wahyu al-Qur’an bukan hanya pada sisi bahasa, makna dan sastra.

Kecanggihan super teknologi hasil kemajuan sains pun sepertinya masih penasaran dengan kemu’jizatan al-Qur’an, wahyu yang diterima Nabi melalui perantara Jibril ini. Al-Qur'an bukanlah kitab ilmu pengetahuan alam, arsitek, iptek, atau fisika. Tapi al-Qur'an adalah kitab petunjuk atau pembimbing untuk pembaharuan dan perbaikan.

Namun demikian ayat¬-ayatnya tidak terlepas dari isyarat-isyarat tentang masalah-masalah alam semesta, kedokteran, geografi, geologi, biologi, dan yang lainnya yang semuanya menunjukan kemu'jizatan al-Qur'an dan kedudukan dari wahyu Allah Swt. Itulah yang kemudian Menurut Mahmud Ibn Alwi al-Maliki dalam kitab al-Zubdat al-Itqan al-Qur’an sebagai mu'jizat karena manusia telah dikalahkan sehingga tidak mampu untuk mendatangkan yang sama dengannya.

A. PENDAHULUAN
Dari tahun ke tahun bahkan telah lima belas abad lamanya. Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan zaman hal ini diasumsikan oleh karma A1-Qur'an sendiri sebagai sumber pengetahuan yang ditulis dengan indah dan gaya bahasa yang tinggi tanpa terukur dan tanpa batas (Ahmad Mahmud Soliman, 1985:43). Al-Qur'an sendiri memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat, salah satu diantaranya adalah bahwa isi merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah dan is adalah kitab yang selalu dipelihara (Quraish Shihab, 1994: 1). Dalam Al-Qur'an sendiri Allah menegaskan, Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun, (Sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Qur'an dan kamilah yang akan memeliharanya).

Sisi lain dari kehebatan al-Qur'an, tak pernah ada nama dan peneliti baik masa dulu atau modem yang telah berhasil meliput seluruh segi i'jaz Al-Qur'an. Akhir dari apa yang mereka pahami itu adalah bahwa mereka membahas segi-segi i'jaz Al-Qur'an yang disampaikan dalam bahasa mereka dan sejauh batas kemampuan mereka serta keilmuaan mereka.
Penulis yakin semakin maju zaman dengan penelitian yang terus menerus terhadap Al-Qur'an, maka akan semakin tampak segi-segi i'jaz yang barn vang tidak diketahui sebelumnya.
Artikel ini mencoba menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan pengertian i'jaz a-Qur'an, baik ditinjau dari aspek bahasa, makna, dan aspek sosiologis dulu dan kekinian, sehingga akan memperjelas sampai di mana kemu'jizatan al-Qur'an tersebut sebagai wahyu Ilahi.

B. MAKNA I'JAZ AL-QUR'AN
Kata diambil dari bahasa Arab. yang berarti 'melemahkan atau men jadikan tidak mampu. sedang pelakunva (yang melemahkan) dinamai mu’jiz. Kata mu'jizat ditambah to marbuthah menjadi mu'jizat, menurut Quraish Shihab, mengandung makna mubalaghah (superlatif) yakni menunjukan kemampuannya melemahkan pihak lain sangat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, (Quraish Shihab, 1998:23) atau al-I’jaz ialah al- itsbatul a’jaz (menetapkan bahwa ia melemahkan lawannya). Al-Ajuru ialah dhiddhul al-qudaru, kebalikan dari mampu, yaitu tidak dapat melakukan sesuatu bila sudah diakui, bahwa sesuatu bersifat dengan al-i'jaz, atau melemahkan maka pastilah is mempunyai kemampuan (Kahar Masyhur, 1992:142).

Menurut Mahmud Ibn Alwi al-Maliki (t.t.:l 18) dalam kitab al-Zubdat al-Itqan dinamakan mu'jizat karena manusia telah dikalahkan sehingga tidak mampu untuk mendatangkan yang sama dengannya. Sebab mu'jizat berupa hal-hal yang bertentangan dengan kebiasaan, keluar dari batas-batas faktor yang diketahui, ia juga mengatakan mu'jizat adalah hal yang diluar kebiasaan yang disertai dengan tantangan dan tidak mampu untuk ditandingi.
Sementara itu Mana' al-Qaththon dan Jalal al-Din al-Suyuthy memberi arti mu'jizat dengan "sesuatu hal yang diluar kebiasaan sebagai penolakan terhadap para penentang". Pengertian ini juga dipertegas oleh al-Zarqani yang mengartikan mu'jizat sebagai sesuatu yang melemahkan manusia baik secara terpisah maupun berkelompok untuk mendatangkan sesuatu yang serupa dengannya, atau yang bertentangan dengan kebiasaan. karena la keluar dari batas sebab-sebab yang diketahui (Muhammad 'abd al-Azhim AI-Zarqani, t.t.:56)

C. I'JAZ AL-QUR'AN DITINJAU DARI SISI AL-QUR'AN

l. Aspek I'jaz AI-Qur'an dari susunan bahasanya
Sebagai mana diketahui al-Qur'an diturunkan dl tengah-tengah bangsa Arab yang telah mencapal puncak kemajuan di bidang kesusasteraan, tetapi susunan bahasa Ilahiyah yang terkandung di dalam al-Qur'an sesuai dengan fungsinya sebagai mu'jizat terbesar bagi kerasulan nabi Muhammad dapat mengungguli ketinggian bahasa sastra yang dipergunakan oleh para penyair dan orator yang ternama di masa itu dan bahkan al-Qur'an dapat mematahkan kebanggaan mereka dalam menyusun dan mengubah paramasastra yang selama ini disanjung-sanjung dan diagungkan
Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah:
Artinya:
'Sesungguhnya telah kami turunkan al-Qur'an dengan bahasa Arab, supaya kamu memahaminya”. (Q.S. Yusuf: 2)

Dalam ayat lain Allah berfirman:
Artinya:
"Demikianluh kami wahyukan kepadamu al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kumu memberi peringatan kepada ummul Quro {penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri sekelilingnya) (QS. Asy-.Syuraa: 7)

Kalau kita perhatikan kedua ayat tersebut, maka jelas bahwa Allah sengaja mewahyukan al-Qur'an yang menjadi bekal mu'jizat nabi Muhammad dengan mempergunakan bahasa Arab, bahasa dari penduduk dunia yang paling tinggi pada masa itu, agar mereka membaca, memahami dan melaksanakan petunjuk-¬petunjuknya. Karena bangsa Arab waktu itu telah terbiasa mendengar dan menghayati susunan bahasa sastra yang tinggi dari karya gubahan para penyair atau susunan para orator yang masyhur.

Dikisahkan dalam Fathul barri, Ibnu Abas pada suatu hari datang Walid bin Mughirah kepada nabi Saw. Beliau bacakan kepadanya ayat-ayat al-Qur'an, terlihat sangat tertarik olehnya. Lalu berita itu disampaikannya kepada Abu Jahal dan untuk disampaikan kepada kaumnaya, tapi setelah dipikir-pikir la menyadari, ia mengatakan "ia (al-Qur'an) bagaikan sihir yang mempesona" dan mengatakan "ia lebih mengesankan dari yang lain".

Terdapat pula kisah Tufeil bin 'Amir yang sastranya halus bagaikan kapas, sehingga dia tidak merasa perlu mendengarkan al-Qur'an. Tapi setelah dia dapat mendengarnya langsung dari Rasulullah Saw dan dia tertarik sekali olehnya, sehingga menyatakan diri masuk Islam (Kahar Masyhur, 1992-143).

Disisi lain juga al-Qur'an sengaja menantang, tantangan tersebut dikemukakan bagi siapa saja yang masih meragukan keindahan gubahan bahasa Ilahiah dan masih meragukan kebenaran mu’jizat al-Qur'an yang menjadi bukti kemu'jizatan dart kerasulan Muhammad Saw tantangan itu terdapat dalam firman¬Nya :
Artinya:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhummud), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (Q.S. al-baqarah: 23)
Sebagai contoh dan bukti, dapat kita periksa karya yang mencoba menandingi gaya bahasa al-Qur'an, yang dibuat oleh Musailamah al-Kadzab setelah Nabi Muhammad Saw wafat. Diantaranya adalah:
Artinya:
"Gajah, apakah gajah itu? Tahukah kamu apakah gajah itu? Gajah adalah yang ekornya kopat-kapit, dan belalainya panjang. Sesungguhnya yang demikian itu ciptaan Tuhan yang sedikit sekali ".

Susunan yang dibuat oleh Musailamah ini telah banyak mendapat tantangan dan cemoohan bagi bangsa Arab, baik mereka yang mengerti maupun yang tidak mengerti paramasastra, baik susunan bahasanya yang janggal maupun isi dan maknanya yang dangkal, sehingga tidak dapat menarik simpati dari bangsa dan golongannya sendiri.

Jelaslah bahwa demikian tinggi dan agungnya bahasa al-Qur'an serhingga bukan saja zaman klasik namun juga masa kini, bahkan sampai kapan pun, al¬Qur'an akan tetap dikagumi dan tidak akan ada yang menyamainya. Oleh karena itu mu'jizat al-Qur'an dari segi kebahasaan ini akan tetap relevan baik pada zaman klasik maupun kekinian.
2. I'jaz Kandungan al-Qur'an
Al-Qur'an sebagai mu'jizat mempunyai kandungan ayat antara lain:
a) Aturan-aturan Ilahi yang sempurna
Undang-undang Tuhan dalam al-Quran melebihi undang-undang buatan manusia sejak dulu, al-Qur'an menjelaskan pokok-pokok aqidah, hukum-hukum ibadah, norma-norma keutamaan dan sopan santun, juga tentang aturan-aturan hukum ekonomi, sosial kemasyarakatan, memuat tentang persamaan kebebasan, musyawarah dan sebagainya. Contohnya; aturan al-Qur'an untuk bersaksi ketika mengadakan jual beli dan menulis hutang piutang, seperti:
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannyu. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar... (QS. Al-baqarah: 282).

Aturan ini merupakan sesuatu hal yang baru pada saat turunnya al-Qur'an, dan merupakan sesuatu yang harus menurut budaya modern. Dengan contoh ini jelaslah, bukankah al-Quran sudah modern sejak dulu.
b) Isyarat ilmu pengetahuan
Berdasarkan keyakinan kita bahwa al-Qur'an bukanlah kitab ilmu pengetahuan alam, arsitek, iptek, atau fisika. Tapi al-Qur'an adalah kitab petunjuk atau pembimbing untuk pembaharuan dan perbaikan. Namun demikian ayat¬-ayatnya tidak terlepas dari isyarat-isyarat tentang masalah-masalah alam semesta, kedokteran, geografi, geologi, biologi, dan yang lainnya yang semuanya menunjukan kemu'jizatan al-Qur'an dan kedudukan dari wahyu Allah Swt. Yang pasti bahwa nabi Muhammad seorang nabi yang ummi, lahir dari lingkungan yang jauh dari kebudayaan. Keluarganya adalah ummi seperti pengakuan beliau, tidak pandai menulis dan menghitung teori ilmiah yang diisyaratkan al-Qur'an pada masa itu belum dikenal. Adapun isyarat-isyarat ilmiah tersebut, sebagiannya baru terungkap pada masa modern, masa atom, planet, dan internet sekarang ini. Diantara firman Allah itu ialah:
Artinya:
“Perhatikanlah apa-apa yang pada semua langit dan bumi.”. (Yunus: 101)
Kemudian asal kejadian kosmos itu sendiri, dalam surat al-anbiya ayat 30, yaitu:
Artinya:
"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antura keduanya. Dan dari air kami .jadikan segala sesuatu yang hidup Maka mengapakah mereka tidak juga beriman ?

Dalam ayat-Nya yang lain dalam surat al-Hijr ayat 22, yaitu:
Artinya:
“Dan kami telah meniupkan ungin untuk mengawinkan (tumbuh-¬tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan bukan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya..

Ayat di atas menjelaskan bahwa langit dan bumi pada suatu ketika adalah suatu gumpalan kemudian dipisahkan Tuhan, merupakan suatu hakikat ilmiah yang tidak diketahui pada masa turunnya al-Qur'an oleh masyarakatnya. Tetapi ayat ini tidak mennci kapan dan bagaimana terjadinya hal tersebut (Quraish Shihab, 1998:110).

Dari kedua ayat di atas merupakan isyarat berpikir bagi manusia.untuk senantiasa mencari dan mencari, hasil yang di dapat kemudian dari penciptaan langit dan bumi mendatangkan kemaslahatan bagi manusia serta menyadari akan kekuasaan Allah Swt.

Begitu pula ayat berikutnya (al-Hijr: 22) manusia dapat mengambil pelajaran dari tumbuh-tumbuhan yang akhirnya manusia bisa mengembang biakan proses percepatan tumbuhan melalui misalnya generatif, pegetatif dan yang lainnya.

Penemuan-penemuan baru dari ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tampak untuk tidak melemahkan kedudukan al-Qur'an sebagai mu'jizat, justru sebaliknya karena penemuan-penemuan tersebut pada dasarnya sudah diisyaratkan dalam al-Qur'an, meskipun tidak dirinci secara detil.
c) Informasi al-Qur'an tentang yang gaib
Diantara Pjaz al-Qur'an ialah, karena al-Qur'an dapat menceritakan hal-hal
yang gaib, seperti tentang sorga dan neraka. Dalam surat al-a'raf : 47
Artinya:
“Apabila pemandangan mereka dialihkan kepada orang-orang neraka, mereka ini mengatakan: au, Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama orang-orang yang zalim itu.

Dalam ayat lain:
Artinya:
Nanti dia bakal dimasukan ke dalam neraka. Tahukah engkau apakah neraka itu?. Tiadalah ditinggalkannya tubuh manusia melainkan dibakar kulit manusia. Di sana ada sembilan belas penjara. (al-mudatsir: 26-30)

Begitu pula tentang hari pembalasan. Seperti ketika khalifah Umar bin khatab memberi semangat kepada pasukan perangnya melawan tentara kafir. Dia mengajarkan kepada mereka:
Artinya:
"Katakanlah (hai Muhammad) kepada orang-orang kafir itu, "kamu akan dikalahkan dan akan dikumpulkan ke dalam neraka jahanam. Itulah tempat yang jahat (Ali Imran: 12)

d) Prediksi al-Qur'an tentang Kejadian yang akan datang
Ayat yang berupa pemberitahuan al-Qur'an tentang peristiwa yang akan terjadi. Seperti berita kemenangan Persi terhadap bangsa Romawi, Padahal surat al-Rum turun ayat 1-5 jauh sebelum peristiwa itu terjadi.
Artinya:
Alif laam miim. Telah dikalahkan bangsu Romawi. Dinegeri yang terdekat dan mereka sudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah mereka menang dan di hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman. Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yangdikehendaki-Nyu. Dan Dialah yang maha perkasa lagi maha penyayang.

Begitupun dalam surat al-fath ayat 27, mimpi Rasulullah memasuki kota Makkah secara aman benar-benar terlaksana. Ini membuktikan mu'jizat yang sebelumnya manusia tidak mengetahui.
e) Berita tentang Umat-umat terdahulu
Al-Qur'an banyak mengisahkan nabi-nabi atau umat-umat terdahulu dari keluarga Imran, Dzu al Qarnain sampai kepada kisah fir'aun dalam Q. S. Yunus : 90-92. Yang ditenggelamkan dan badan-nva diselamatkan oleh Allah Swt. Sehingga menjadi pelajaran bagi umat-umat yang sekarang.
3. I'jaz AI-Qur'an Dalam Aspek Sosial Kemasyarakatan
Al-qur'an banyak membicarakan aspek-aspek sosial kemasyarakatan diantaranya:
Manusia adalah pelaku yang menciptakan sejarah. Gerak sejarah adalah gerak menuju suatu tujuan, dan tujuan tersebut ada dihadapan manusia. Maka yang harus dilakukan manusia membawa perubahan. Al-qur'an sendiri sudah sejak dulu menegaskan:
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum (masyarakat) sampai mengubuh (lebih dulu) apa yang ada pada siri mereka (sikap mental) (Q.S' 13. 11)

Ayat ini bicara dua macam perubahan dengan dua pelaku. Pertama perubahan masyarakat yang pelakunya Allah. Ini tejadi secara pasti melalui hukum-hukum masyarakat yang diterapkannya. Kedua perubahan keadaan din' manusia yang pelakunya adalah manusia (Quraish Shihab, 1998:246).

Dalam al-Qur'an manusia diperintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik lagi bergizi. Dalam surat al-maidah ayat 88
Artinya: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah rizkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya.

Dalam surat Abasa juga Allah menegaskan “fal yanzuril insaanu ila toaamihi” maka hendaklah manusia itu memperhatikan makananya.. Dalam kaitannya dengan kesehatan masyarakat, gizi yang mengantar kepada kesehatan merupakan syarat untuk mencapainya.
Masih banyak lagi al-Qur'an mengungkap tentang sosial kemasyarakatan, baik kependudukan, lingkungan hidup, pergaulan dan lain sebagainya.

4. I'jaz al-Qur'an dari pemalingan manusia untuk menentangnya
Kemu'jizatan al-Qur'an juga karena ketidakmampuan manusia untuk membuat seperti al-qur'an, barangkali satu ayat saja untuk membuatnya. Dalam hal ini al-Qur'an membuat tantangan-tantangannya seperti:
Artinya:
"Maka hendaklah mereka medatangkan kalimat yang semisal al-Qur'an itu.jiku mereka orang-orang yang benar (QS. Ath-Thuur : 34)

Artinyu:
"Katakanlah: "sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain "(QS. Al-Isra : 88).
Dalam hal ini al-Qur'an benar-benar melemahkan orang-orang yang masih ragu dan tidak percaya bahwa al-Qur'an adalah wahyu Allah. Ketidak mampuan dalam membalas tantangan al-Qur'an tersebut adalah bukti bahwa al-Qur'an adalah mu'jizat.
Ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa kemu'jizatan al-Quran adalah dengan sebab sharf (pemalingan). Artinya Allah memalingkan manusia untuk menantang al-Qur'an, padahal ia mampu. Kalaulah Allah tidak memalingkan dari hal itu, pasti mereka akan bisa menciptakan seperti al-Qur'an. Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Ishak al-Nazham (Muhamad All al-shabuni, t.t.:135) dari golongan Mu'tazilah yang pendapatnya banyak ditentang. Secara implisit berarti al-Nazham mengatakan bahwa al-Qura'an itu bukan mu'jizat.
Kalaulah mungkin pendapat al-Nazham itu benar, timbul pertanyaan, mengapa pemalingan itu bisa terjadi ?. Mungkin jawabnya, karena I'jaz al-Qur'an.

D. Kesimpulan
I'jaz al-Qur,an merupakan sesuatu yang sangat istimewa yang dapat mengalahkan dan mematahkan setiap tantangan yang di hadapi Rasul. Ini membuktikan kebenaran nabi kepada umatnya bahwa mereka benar-benar utusan Allah, hal ini juga dibuktikan secara ilmiah dari sudut pandang yang berbeda sehingga keberadaan dan kejelasan Muhammad membawa risalah benar-benar dibuktikan secara jelas.
Jelaslah bahwa demikian tinggi dan agungnya bahasa al-Qur'an sehingga bukan saja zaman klasik namun juga masa kini, bahkan sampai kapan pun. al¬Qur'an akan tetap dikagumi dan tidak akan ada yang menyamainva. Oleh karena itu mu'jizat al Qur an dari segi kebahasaan ini akan tetap relevan baik pada zaman klasik maupun kekinian.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mahmud Soliman, 1985, Scientific Trend In the Our an. London: Ta-Ha Publisher Ltd.
Jalal-al-Din Al-Suyuthi, t.t., Al-Itqan, fi ul-ulum al-Qur'an Juz, II, Dzarul Fiqr.
Kahar Masyhur, 1992, Pokok pokok Ulumul Qur'an, Jakarta: Rhineka Cipta.
Mana' Al-Qhaththan, 1973, Mabaahits fi `ulumi al-Qur'an, Mansyurat al ashar al Hadits
Muhammad `abd al-Azhim Al-Zarqani, t.t., Manahilil al-lrfun, fi ulum al-Qur,an, Jilid 1, Mesir : Dar ahya al-Qutub al-arobi.
Muhamad All al-shabuni, 1976, al-Tibyan fi ulum al-Qur'an, hal 135, Terjemah. Undang Burhanudin
Undang Burhanudin, 2001, Al-llmu AI-Qur'an, Bandung: IAIN SGD.
Quraish Shihab, 1994, Membumikan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1998, Mukjizat Al-Qur'un, Bandung: Mizan

Baca Selengkapnya......

Friday, September 7, 2007

Gugat Yu...!!

Transformasi Budaya Mahasiswa
Oleh IRAWAN)*

Mahasiswa salah satu perguruan tinggi! Begitulah gelar kehormatan yang sempat saya emban selama lima tahun lebih. Semenjak tahun 2003 sampai 2007, kata mahasiswa seakan tak pernah terukir dalam jiwa. Kritis dipandang secara sinis, kreativitas dihalangi agar tak meretas dan progresivitas tak dibiarkan meranggas.

Atmosfer hidup mahasiswa di PTN/PTS lebih menampilkan keindahan “cangkang luar”. Keindahan intelektual jarang diperhatikan. Ketimbang hunting buku terbaru ke toko atau perpustakaan dan belanja online dalam satu bulan; malah memburu sepatu, celana dan baju di mall-mall ternama untuk memodali kencan di malam minggu. Biar terlihat gaya, katanya.


Mahasiswa salah satu perguruan tinggi! Begitulah gelar kehormatan yang sempat saya emban selama lima tahun lebih. Semenjak tahun 2003 sampai 2007, kata mahasiswa seakan tak pernah terukir dalam jiwa. Kritis dipandang secara sinis, kreativitas dihalangi agar tak meretas dan progresivitas tak dibiarkan meranggas.

Atmosfer hidup mahasiswa di PTN/PTS lebih menampilkan keindahan “cangkang luar”. Keindahan intelektual jarang diperhatikan. Ketimbang hunting buku terbaru ke toko atau perpustakaan dan belanja online dalam satu bulan; malah memburu sepatu, celana dan baju di mall-mall ternama untuk memodali kencan di malam minggu. Biar terlihat gaya, katanya.
Sebetulnya ada banyak “embel-embel” istilah untuk merepresentasikan life style mahasiswa. Mulai dari istilah calon intelektual, aktivis, akademis, pemuda harapan bangsa, sampai ada juga yang menyebutnya si “pungky” dan si “trendi”. Mau ikuti gaya hidup mana. Itu terserah mahasiswa. Apakah bakal tergusur pada life style calon intelektual yang kerjaannya diskusi, baca buku, menulis artikel, dan menjadi peneliti kecil-kecilan, bahkan anti berpacaran? Atau malah mengikuti para aktivis mahasiswa yang berteriak keras di depan gedung rektorat, anggota dewan dan kantor pejabat pemerintahan ketika mengeluarkan kebijakan-kebijakan sumbang?

Ah…, tapi bisa juga mereka terjebak pada rutinitas belajar-mengajar seperti yang dianut mahasiswa silabi. Berangkat kuliah, duduk mendengzarkan dosen yang bersilat lidah, pulang ke kosan, dan paling banter membaca buku yang dianjurkan bahkan diwajibkan dosen saja. Maka ketika selesai kuliah, mereka kelabakan mencari lowongan kerja di koran-koran lokal dan nasional setiap hari Sabtu dan Minggu. Kedua hari itu bukanlah hari yang digunakan untuk merehatkan diri dari kepanatan. Ya, tepatnya hari berpusing ria untuk mencari lowongan kerja.
Namun, bisa juga ada mahasiswa yang ikut-ikutan bergerombol dengan mahasiswa pecinta fashion merk luar negeri. Sampai-sampai (maaf) celana dalamnya juga berbau asing dan susah dilafalkan mahasiswa dari Pesantren seperti saya. Tak heran kalau para budayawan pernah berpandangan bahwa kita merasa lebih Amerikanis daripada orang Amerika sendiri.
Lantas, bagaimana trik jitu menghadapi perubahan budaya dari seragam “putih abu-abu” ke arah kebebasan tanpa terikat warna? Sebab, budaya SMA dengan Universitas berbeda betul. Bahkan, kita juga tahu bahwa mahasiswa di Universitas bebas memakai pakaian dan celana berwarna apa saja, kecuali lembaga pendidikan yang berorientasi kerja.


Makna pakaian
Apa makna dari bebas berpakaian di Universitas? Ya, bebas menentukan jalan hidup yang dianut ketika dirinya memasuki lanskap baru bernama Universitas. Dari mulai gaya hidup mahasiswa “proletar” sampai mahasiswa “borjuistik”. Komplit betul gaya hidup mahasiswa perguruan tinggi bagaikan bintang-bintang yang bertebaran di angkasa raya. Posisinya juga hampir sama dengan seorang pendaki gunung yang harus menentukan langkahnya ketika berhadapan dengan jalan yang bercabang.

Coba rasakan, adakah perbedaan dengan masa SMA dulu? Lantas, gaya hidup manakah yang bakal kita jadikan pedoman beraktivitas di dunia kampus? Mahasiswa intelektualkah, aktiviskah, akademiskah, atau mahasiswa gaul? Itu terserah suara batin. Tak ada paksaan dalam memilih gaya hidup ketika peralihan budaya dari kebiasaan generasi “putih abu-abu” menuju kebiasaan (baca: budaya) generasi bebas tanpa ikatan warna terjadi.
Yang pasti, setiap kebudayaan dalam pandangan antropologis memiliki bermacam dimensi, diantaranya: Pertama, sangat berdimensi material seperti baju yang dipakai, musik yang didengarkan, bahkan sampai patung-patung yang di pajang di laboratorium Universitas. Kedua, lebih bersifat immaterial seperti nilai-nilai kearifan yang dijabarkan, kedisiplinan yang konsisten kita lakukan, kesopansantunan yang terus dipegang teguh, dan sikap-sikap konstruktif yang dijadikan landasan berperilaku.

Nah, Bagi mahasiswa (baru) atau juga baru merasa menjadi mahasiswa (bagi yang lama), biar tidak pusing, kita ambil saja dua dimensi tersebut. Campur aduk hingga bentuknya berubah menjadi sebuah produk yang nikmat dikonsumsi bagaikan “es campur”. Meminjam istilah Hikmat Budiman – generasi “Multitasking”, sebuah istilah yang merepresentasikan aneka macam fungsi laiknya program Microsoft Office dalam perangkat lunak komputer.
Misalnya, dalam program layanan komputer tersedia berbagai program yang bisa digunakan hanya dalam satu tampilan layar monitor. Program seperti Microsoft Office Word, Microsoft Office Excel, Microsoft Office Ficture, dan Microsoft Office Publisher bisa difungsikan dalam satu ruang seperangkat komputer Pentium II, III, atau IV untuk mengefektifkan pekerjaan. Mahasiswa juga begitu. Ia memiliki multifungsi dan multimanfaat yang mestinya dipraktikkan. Tidak harus akademis saja, organisatoris semata, intelektualis an sich, bahkan jangan pernah menjadi mahasiswa korban produk kapitalisme doang.

Dalam bahasa lain, silahkan mahasiswa nongkrong, tapi harus tahu waktu. Kapan moment yang tepat untuk nongkrong. Kapan juga saatnya untuk belajar hidup dan tentunya saat yang paling tepat untuk memberikan manfaat pada masyarakat. Acep Iwan Saidi, sastrawan dari Jawa Barat pernah menulis puisi cantik dan estetik: Aku mengeja aksara di keningmu/Ketika setetes harapan/Mengalir menjadi embun/Membasahi pagi yang mekar menjadi mawar//.
Lantas, akankah mahasiswa dari pedalaman atau pelosok daerah mampu mengalirkan setetes harapan menjadi embun saja untuk memekarkan semangat memeroleh pendidikan tinggi yang murah? Ah, mudah-mudahan saja mampu!

Irawan, lahir di Cianjur 02 april 1983. Ketua HMI Komisariat Syari’ah dan Hukum Cabang Kab.

Baca Selengkapnya......

Thursday, July 19, 2007

Kemanakah Jurnalisme HMI..?

Tradisi Jurnalisme, Perlukah Kita (HMI)?
Oleh MUHAMMAD AS


Saya sedang menyusun kurikulum pendidikan jurnalisme yang pas bagi mahasiswa untuk dikembangkan di Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI), sebuah lembaga yang dibentuk Himpunan Mahasiswa Islam HMI (MPO). Ini lembaga yang didirikan untuk mendidik anggotanya agar memiliki keahlian dan profesonalisme di bidang jurnalisme. Kurikulum ini akan menjadi model pendidikan jurnalisme di lembaga itu.

Akhir Juli ini, LAPMI akan mengelar Lokakarya untuk merumuskan kurikulum tersebut. Dalam lokakarya itu LAPMI menurut rencana juga akan melakukan perubahan mendasar pada kelembagaan LAPMI. Bahkan ada rencana lembaga ini akan berubah nama (Rencananya akan berubah menjadi Institut Jurnalisme Mahasiswa- red). Lembaga ini ke depan akan lebih fokus pada pendidikan jurnalisme tingkat mahasiswa.

Selama bertahun-tahun LAPMI memang belum memiliki pola pendidikan yang baku. Padahal kurikulum inilah yang akan menjadi tulang punggung keberlanjutan lembaga dan pengkaderan anggotanya. Saya kira masalahnya bukan pada persoalan SDM sebenarnya, tapi lebih kepada membentuk tradisi baru di HMI agar memiliki interest lebih pada jurnalisme. Saya ambil cotoh kecil, untuk mencari peserta yang mau ikut training jurnalistik saja di komunitas HMI sulitnya minta ampun, sangat kontras dengan peserta yang ikut traning macam traning politik yang pesertanya bisa berjibun. Kelasnya pasti penuh.

LAPMI memang pernah beberapa kali mengadakan pendidikan jurnalisme, tapi materinya hanya sebatas pengenalan dasar jurnalisme (reportase dasar) dan tidak menyentuh secara mendalam misalnya soal verifikasi dan bias media.

LAPMI juga dulu sempat menerbitkan media-media alternative. Di Jakarta, Jogja, Semarang, Makasar dan cabang-cabang LAPMI di seluruh Indonesia. Media seperti ini banyak berkembang ketika Orde baru berkuasa. Dan saya kira kita tak sendirian, banyak organisasi lain juga melakukan hal yang sama. Tapi bagi saya terbitnya media tersebut tidaklah cukup untuk melihat tradisi jurnalisme tengah berkembang di komunitas kami. Faktanya isi dari media tersebut toh sangat juah dari prinsip dasar jurnalisme seperti soal verifikasi yang menjadi esensi dari jurnalisme.

Perkembangan menarik baru terjadi setahun ini. Banyak anggota HMI yang mulai bertanya-tanya tentang jurnalisme. Banyak yang bertanya kepada saya bagaimana cara menulis berita yang bener, bagaimana menulis opini, bagaimana menulis feature, apa sih citizen jurnalism, apa itu jurnalisme baru, jurnalisme sastrawi, jurnalisme investigasi, dan lain-lain. Saya sampai kualahan!.

Beberapa cabang yang LAPMI-nya tak jalan kini mulai dihidupkan lagi. Mereka juga mulai lagi bikin media, ada yang berbentuk buletin, ada yang bikin blog. HMI memiliki sekitar 50 cabang di seluruh Indonesia, dan 30 persennya memiliki LAPMI.

Setahun ini diskusi jurnalisme juga sudah jadi obrolan-obrolan kecil di teras sekretariat. Kemarin ketika saya berkunjung ke LAPMI cabang di Purwokerto ada saja ocehan “ Besok saya liputan si anu ya,”; “ Aku liputan anak jalanan saja,”; ”Oh si Anu lagi begini lho, kita liput yuk,”. Obrolan-obrolan seperti ini dulu tak pernah terjadi.

Saya kira gairah ini yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sudah saatnya LAPMI memiiki kurikulum sendiri dalam pendidikannya. Di HMI, pendidikan seperti ini menjadi penting bagi pengkaderan anggotanya. Dan Kornas LAPMI sudah membentuk tim khusus untuk mengodog kurikulum tersebut.

Tantangan tersulit yang kami hadapi dalam menyusun kurikulum ini adalah karena tradisi jurnalisme di HMI memang masih kalah tenar dibanding tradisi politik. Kesulitan kedua kami menyusun pendidikan jurnalisme untuk mahasiswa yang bukan khusus belajar di pendidikan formal jurnalistik. Tentu saja kurikulum yang kita bikin tidak akan sama dengan kurikulum pendidikan jurnalisme di kampus-kampus formal yang diajarkan dalam satu semester penuh dan dijejali mahasiswa jurusan jurnalistik. Bayangan kami kelas hanya akan berlangsung selama sekitar 4 – 5 hari saja atau paling lama seminggu. Kelas ini ada kelas tingkat dasar dan ada kelas tingkat lanjut. Model kelas ini sifatnya wajib. Materi-materi yang diajarkan selain materi dasar jurnalisme juga ada rencana mengajarkan materi macam Literary Journalism, Citizen Jurnalism, New Jurnalism. National Affairs Reporting, Cultural Affairs Reporting, In Dept Reporting, Human Rights Reporting, Business and Economic Reporting dan lain-lain.

Kami juga memasukkan model kursus yang sifatnya menjadi pilihan. Model kursus ini diarahkan pada konsentrasi. Kami memang ingin sekali mengarahkan setiap anggota LAPMI agar memiliki konsentrasi di bidang tertentu. Banyangan kami ada empat kategori konsentrasi : Brodcasting, Majalah, Koran, dan Online. Jadi kedepan anggota LAPMI ada yang jago bikin majalah, jago di jurnalisme online, jago jadi wartawan koran, dan jago jadi wartawan televisi atau radio.


Saya kira ini terobosan baru yang kalau berhasil bisa membuat tradisi baru di HMI. LAPMI atau apapun nama lembaganya nanti akan menjadi mainan yang menarik untuk dimasuki anggota HMI. Dan saya kira ke depan inilah satu-satunya lembaga jurnalisme tingkat mahasiswa yang pernah ada di Indonesia.[Sumber www.hminews.com]

***

Muhammad AS, Direktur Koordinator Nasional Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI.

Baca Selengkapnya......

Wednesday, July 4, 2007

Bercerminlah

Muthahhari, Guru Besar Muslimin Era Modern
......

Dewasa ini, berbagai negara dunia menggalakkan pembahasan masalah reformasi pemikiran dan sosial. Dalam hal ini Islam senantiasa menyerukan reformasi dan pembenahan dan selalu mendorong masyarakat untuk membenahi kondisi yang ada. Terkadang sebuah masyarakat menjalani rutinitas mereka selama puluhan dekade bahkan ratusan tahun tanpa ada perkembangan apapun. Perlahan-lahan masyarakat itu mengalami proses degradasi dan kejumudan. Saat itulah, harus muncul seorang figur yang mampu menyadarkan dan mendorong masyarkat tersebut untuk bergerak maju. Pembenahan itu dapat dilakukan di berbagai bidang, dan pada era kini salah seorang figur reformis pemikiran agama adalah Syahid Ayatullah Murtadha Mutahhari.

Seorang peneliti dan dosen universitas Iran, Doktor Hasan Azghadi mengatakan, “Berjihad dan pengorbanan tidak dilakukan hanya di sektor politik dan sosial saja. Ada saatnya saat melakukan penelitian ilmiah yang menggunakan pilar-pilar pemikiran, seseorang harus bersikap berani. Di satu sisi, ia harus berdiri tegak menghadapi berbagai pemikiran menyimpang di kalangan internal ummat Islam. Di sisi lain, ia juga harus melawan serbuan pemikiran dari luar yang menyatakan bahwa agama bukanlah hal yang penting dalam kehidupan manusia.

“Dalam sejarah, kita akan mendapati bahwa orang yang mampu melakukan perjuangan melawan dua kekuatan pemikiran itu bisa dikatakan sangat sedikit. Di antara pemikir yang sedikit itu adalah Syahid Muthahhari. Beberapa dekade lamanya, Muthahhari muncul sebagai pemikir Islam yang mampu membela agama Islam dari serbuan pemikiran luar ataupun penyimpangan internal. Ia mengemukakan pemikiran Islam yang hakiki dengan bahas yang bernas, cerdas, dan menarik. Muthahhari adalah penjaga benteng pemikiran Islam yang kokoh di akhir abad 20. Pejuang pemikiran Islam itupun pada akhirnya mempersembahkan nyawanya di jalan agama dan gugur sebagai syahid.”

Kalau kita mengamati pemikiran-pemikiran Syahid Muthahhari, kita akan mendapati fakta bahwa sebagian sebagian besar aktivitas ilmiahnya dicurahkan untuk mengungkap penyimpangan pemikiran Islam yang ada di tengah-tengah masyarakat, sekaligus memberikan bantahannya. Muthahhari juga memberikan penjelasan atas berbagai hal yang masih sering dianggap bias dalam ajaran Islam. Sebagai contoh, Muthahhari menulis tiga jilid buku berjudul “Perjuangan Huseini”. Di buku itu, Muthahhari secara detail menuliskan faktor-faktor yang membuat pejuangan Imam Husein di Padang Karbala menjadi begitu abadi. Ia juga menjelaskan hal-hal yang sering dipertanyakan oleh sejumlah kalangan terkait peristiwa tersebut. Syahid Muthahhari di buku itu juga menjelaskan pentingnya tugas muslimin dalam mengantisipasi aksi distorsi dan perusakan agama dan sosial.

Syahid Muthahhari menilai Islam sebagai agama yang dapat menjawab seluruh tuntutan pada zamannya. Di antara karya komprehensif beliau adalah buku berjudul “Islam dan Tuntutan Zaman”. Beliau berpendapat bahwa umat manusia memiliki ketergantungan terhadap unsur-unsur materi dan maknawi. Cara untuk memnuhi tuntutan tersebut pun sangat beragam dan berbeda-beda pada setiap zaman. Sebab itu, manusia harus menyesuaikan dirinya dengan tuntutan zamannya. Menurut Muthahhari, tuntutan tersebut tidak dapat dielakkan atau dicegah. Namun pada saat yang sama, tidak seluruh fenomena tersebut adalah pilihan terbaik bagi kehidupan manusia. Karena, fenomena tersebut adalah karya manusia yang tidak terjaga dari kesalahan. Oleh sebab itu, setiap individu dituntut untuk dapat menyesuaikan tuntannya serta mengontrol dan membenahinya.” Artinya, umat manusia harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi zamannya seperti memanfaatkan teknologi yang terus berkembang. Namun pada saat yang sama mereka juga harus tetap menjaga diri dari dampak negatif yang muncul dari arus kemajuan teknologi.

Menurut Muthahhari, ajaran Islam adalah yang paling komprehensif, sempurna, dan terus hidup sepanjang zaman. Ajaran Islam juga dapat disesuaikan dengan tuntutan pada zamannya. Masalah inilah yang ditekankan beliau dalam bukunya berjudul ‘Matahari Agama, Tidak Akan Pernah Terbenam’. Ditegaskannya bahwa, fenomena sosial dapat dikokohkan jika disesuaikan dengan tuntutan masyarakatnya. Artinya, fenomena tersebut harus muncul dari dalam hati dan fitrah setiap manusia dan harus sesuai dengan tuntutannya.

Menyikapi perluasan pemikiran Barat yang menyerang dan menistakan kedudukan perempuan dalam Islam, Syahid Muthahhari menulis buku tentang hak-hak perempuan dan masalah Hijab. Dalam buku itu, Muthahhari mengemukakan berbagai argumentasi yang kuat dan bahkan balik mengkritik pendapat Barat mengenai hak perempuan dalam Islam. Beliau menepis pendapat Barat bahwa Islam telah menistakan hak perempuan. Dikatakannya, bahwa Islam menjunjung tinggi kedudukan perempuan. Dalam AlQuran disebutkan berbagai ayat yang menyebutkan bahwa takdir dan nasib perempuan dan laki-laki tidak dibedakan. Misalnya dalam masalah pahala dan azab, tidak ada perbedaan bagi kaum perempuan dan laki-laki. AlQuran bahkan menyebutkan keutamaan para wanita suci seperti istri nabi Adam dan Ibrahim, serta ibu nabi Musa dan Isa.

Salah satu pemikiran menarik Syahid Muthahhari adalah masalah pembedaan antara adat dan etika. Menurutnya, nilai-nilai etika akan kekal sepanjang masa. Karena etika seperti keadilan, kejujuran, menepati janji, cinta, dan lain-lainnya, sangat erat kaitannya dengan tuntutan dan kecenderungan manusia. Adapun adat sosial selalu mengalami perubahan. Sebab itu, Muthahhari menentang pihak yang berpendapat bahwa sejumlah adat harus tetap dijaga dan dilestarikan, karena menurut beliau, adat tersebut bisa jadi tidak sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman. Hal ini menurutnya akan menyebabkan kejumudan dan kemunduran.

Baca Selengkapnya......

Monday, July 2, 2007

Indonesia

Indonesia; Negeri Ironi
Oleh Ibn Ghifarie

Lakaknya di negeri ironi. Negara yang punya segalanya, tetapi kekurangan banyak hal. Kita punya laut amat luas, tapi isi laut yang melimpah tidak membuat nelayan kita kaya. Pengais jala tetap dalam wajahnya yang lama; miskin dan tak berdaya.

Hamparan hutan luas tak membuat binatang ternak beranak pinak. Malah mati kelaparan akibat huntanya gundul. Tentunya, banjir tak terelakan lagi.

Belum lagi, kita memang mempunya banyak kawah gunungg merapi, tetapi karena ulah lalim manusia. Penyangga bumi itu beralih fungsi menjadi malapetaka. Letusan lahar dingin daln lapa panas tak bisa dihindari lagi.

Bumi pertiwi ini juga punya banyak kandungan minyak tanah. Tetapi, benda ini juga bisa kapan saja menghilang dari pasar. Dan kalaupun ada, harganya bisa selangit. Rakyat kecil sering nanar dan kehabisan daya mencari energi ini.

Sebutan Negeri agraris pula tak bisa menyediakan beras untuk rakyatnya. Hingga harus di impor beras dari beberapa negara yang dulu belajar pertanian dari kita, seperti Thailand dan Vietnam.

Padahal Nenek moyang kita mewariskan tradisi mulia tersebut. Lantas kenapa harus meminta belas kasihan dari bangsa lain?

Tak hanya berhenti disini saja, bumi pertiwi ini juga punya banyak kandungan minyak tanah. Tetapi, benda ini juga bisa kapan saja menghilang dari pasar.

Kalaupun ada, harganya meroket tajam hingga selangit. Tentunya, rakyat kecil sering nanar dan kehabisan daya mencari energi ini.

Asal tahu saja, pada 2006 produksi CPO Indonesia mencapai 16 juta ton. Malaysia yang bertahun-tahun dikenal sebagai raja CPO, hanya 15 juta ton. Dengan potensi lahan kita yang amat luas, masih terbuka lebar produksi CPO Indonesia melaju terus. (Editorial, 11/06)

Beberapa hari, atau minggu lagi entah apa lagi yang akan sirna dari lintasan zamrud katulistiwa ini.

Bila dulu kita mengenal nyanyian `Tongkat dan tanam jadi impian`. Kini, rasanya tak ada lagi segala keindahan panorama Nusantara ini. Terlebih lagi saat penguasan dan masyarakatnya tal lagi memintingkan kelestarian alam sekitar.

Jika perilaku itu yang terus tertanam pada anak cucu kita, niscaya kehancuran negara bernama Indonesia ini sudah di ambang pintu. Lalu apa yang harus kita perbuat sebagai generasi penerus bangsa?

Belajarlah dengan sungguh-sungguh bagi pencari ilmu dan rawatlah alam raya ini layaknya memelihara diri sendiri.

Dengan demikian, sebutan negeri ironi tak akan melekat lagi di bangsa Indonesai ini. Semoga. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 11/06;06. 37 wib

Baca Selengkapnya......

Lagi HMI Dipertanyakan

HMI: Harapan Masyarakat Indonesia ?
Catatan 60 Tahun Himpunan Mahasiswa Islam (1947-2007)

Oleh Azhari Akmal Tarigan

Setelah harian Waspada merayakan hari ulang tahunnya yang ke 60, kini giliran HMI merayakan usianya yang ke 60 (5 Februari 1947-5 Februari 2007). Tentu saja dalam usia yang tidak lagi muda tersebut, HMI telah banyak berbuat untuk bangsa dan negara. Berbagai suka dan duka telah terekam dengan cukup baik dalam lembaran sejarah HMI. Tentu saja lembaran-lembaran sejarah tersebut tidak semestinya hanya dijadikan sekadar dokumen sejarah, namun lebih dari itu harus dijadikan cermin untuk mengaca diri sekaligus untuk mengukur sejauh mana cita dan harapan pendirinya telah terpenuhi oleh kader HMI saat ini.

Di antara catatan sejarah yang layak diangkat sekaligus dievaluasi oleh kader-kader HMI saat ini adalah apa yang pernah dinyatakan Jenderal (Besar) Sudirman yang mengatakan bahwa HMI itu adalah singkatan dari “Harapan Masyarakat Indonesia.” Tentu saja pernyataan Jenderal Sudirman tidaklah bermaksud untuk membuat kuping kader HMI berasap dan tidak pula untuk memuji dan menyanjung HMI. Pernyataan Jenderal Sudirman itu adalah kesimpulan dari apa yang dilakukan HMI pada masa-itu sekaligus sebagai harapannya untuk masa mendatang.

Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat Jenderal Sudirman begitu sangat menaruh harapan kepada HMI. Seolah masa depan bangsa ini seluruhnya diserahkan di pundak HMI.

Pertama, HMI adalah organisasi mahasiswa yang independen, non praktis politik dan tidak pula menjadi onderbouw dari sebuah partai politik Islam sekalipun.

Kedua, HMI sejak awal telah menegaskan dirinya sebagai organisasi yang berasaskan Islam. Namun yang menarik adalah Ke-Islaman HMI tidak terikat dengan mazhab pemikiran mana pun, apakah dalam bidang fikih, kalam (teologi) ataupun tasawuf. Jadi semua aliran pemikiran yang ada di dalam Islam diberi ruang di HMI untuk berkembang. Namun dalam sejarah HMI, alih-alih aliran tersebut dapat berkembang, mazhab pemikiran yang masuk ke dalam HMI akhirnya “luluh” dalam sistem pemikiran HMI yang terangkum di dalam NDP (Nilai Dasar Perjuangan). Tegasnya, HMI memiliki penafsiran tersendiri tentang Islam yaitu, Islam dalam maknanya yang universal dan Islam yang tidak terjebak pada simbol dan segala bentuk formalisme keagamaan.

Ketiga, di dalam HMI Keindonesiaan, Kemodernan dan Keislaman adalah satu tarikan nafas. Ketiganya tidak dapat dipisahkan. Cita keislaman, kebangsaan dan Kemodernan menjadi satu kesatuan yang utuh. Adalah tugas HMI untuk menjadikan Islam menjadi ruh bagi Keindonesiaan tanpa terjebak kepada Arabisme. Pada saat yang sama, Islam yang telah mengindonesia dengan warisan kultural yang kaya tersebut harus dapat mengakomodasi pluralitas budaya yang masih sesuai dengan ruh syari’at dan dalam tingkat tertentu merekayasa peradaban modern.

Keempat, kemahasiswaan dan “kemudaan” HMI dengan segala karakter yang melekat di dalamnya seperti idealisme, kritisisme, intelektualisme dan progresifisme adalah modal yang cukup berharga untuk membangun bangsa ini ke depan. Terlebih-lebih pada masa awal perkembangannya, di mana Indonesia baru saja merdeka, kiprah “orang-orang” HMI yang unggul dalam sisi intelektual dan moral menjadi sangat diharapkan untuk mengisi kemerdekaan.

Empat alasan di atas tampaknya dijadikan dasar bagi Jenderal Soedirman untuk menyebut HMI sebagai Harapan Masyarakat Indonesia. Namun sejalan dengan usia HMI yang telah mencapai angka 60, suatu usia yang tidak lagi muda, ibarat manusia sudah mencapai usia senja, kita layak menganalisis dan mengkaji apakah harapan Jenderal Soedirman itu telah terwujud dan sesuai dengan kondisi riil HMI saat ini. Benarkan HMI menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia?

Kondisi Kekinian
Melihat kondisi kekinian HMI, penulis dengan berat hati harus menyatakan, HMI saat ini sangat jauh dari harapan masyarakat. Jangankan menjadi harapan masyarakat Indonesia, jangan-jangan HMI telah dilupakan umat. HMI seakan ada namun tidak ada. Di dalam idiom bahasa Arab sering disebut, wujuduhu ka’adamihi (adanya sama seperti tidak adanya). Datang tidak menambah bilangan dan pulang tidak mengurangi jumlah.

Ironisnya tidak saja pandangan miring ini muncul dari masyarakat, tetapi juga muncul dari kader HMI sendiri. Saya terkejut beberapa adik-adik kader HMI yang datang dan berdiskusi dengan saya menyatakan, betapa saat ini terjadi kelesuan ber-HMI di kalangan mahasiswa termasuk di kampus Islam terbesar di Sumatera Utara. Mereka seolah kehilangan ghirah dan semangat berorganisasi. Mereka tampaknya lebih tertarik berorganisasi dengan keuntungan material yang langsung dapat diterima dan dirasakan. Tidaklah mengherankan banyak mahasiswa yang terlibat dalam suksesi Pilkada mendukung calon tertentu dan melakukan apa pun demi calon yang memberinya keuntungan material.

Tentu saja pandangan ini tidak menafikan sebagian kecil kader HMI yang masih mampu bertahan dan memelihara api HMI di dalam jiwanya. Merekalah orang-orang yang serius mengembangkan organisasi dan sangat memahami betul apa yang menjadi mission HMI itu sendiri. Merekalah yang bergelut dengan buku dan diskusi kritis tentang berbagai persoalan bangsa. Merekalah kader yang tidak bisa dibayar hanya untuk menyuarakan kepentingan tertentu. Sayang, jumlah mereka kecil dan suaranya sering tidak terdengar. Akhirnya mereka juga tenggelam karena kelemahan mereka sendiri dalam manajemen isu.

Oleh sebab itu, di usia yang ke 60 ini sungguh HMI seperti orang yang tua renta. Tidak berdaya di pusaran arus pragmatisme dan hipokritisme. Tentu saja kita tidak ingin HMI di usia senjanya harus mati dengan teragis. Tidak mampu mengukir nama besarnya di era kontemporer ini. Padahal seperti yang dikatakan Khalil Gibran dalam Sayap-Sayap Patah, hidup tidak lebih dari mengukir nama besar. Tentu dengan prestasi besar.

Perlunya Revitalisasi

HMI harus segera diselamatkan bukan saja karena HMI itu begitu penting posisinya dalam mempersiapkan kader bangsa, tetapi karena di dalam HMI sendiri bangsa ini pantas menaruh harapan besar, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Jenderal Soedirman. Kendatipun banyak organisasi mahasiswa baik intra maupun ekstra universiter, hemat saya HMI tetap memiliki keunggulan yang tidak dimiliki organisasi lainnya. Mungkin pernyataan ini terkesan subjektif. Namun berangkat dari beberapa penelitian baik dalam bentuk tesis ataupun disertasi, sebagian besar telah membuktikan keunggulan HMI dalam motor pembaharuan pemikiran Islam, terutama dalam konteks membangun hubungan yang harmonis antara keislaman dan kebangsaan di negara ini.

Keunggulan lainnya adalah dalam pola dan sistem perkaderannya yang sebenarnya masih sangat kuat. Kendati hari ini berkembang training-training motivasi, emosi dan spiritual, namun training HMI tetap memiliki kelebihan-kelebihan.

Kelebihan training-training HMI terutama training formalnya (juga yang informal) hemat saya terletak pada kemampuannya membuka mata kader-kader HMI untuk melihat potensi yang dimilikinya sekaligus mengembangkannya menjadi sesuatu yang luar biasa. Tegasnya, training HMI berhasil membuat kadernya menemukan kehebatan dirinya untuk selanjutnya digunakan untuk membangun bangsa dan umat dalam rangka mencari ridha Ilahi.

Keunggulan lain dari organisasi warisan Ayahanda Lafran Pane ini adalah watak dan sifatnya yang independen (hanif). Sebagaimana yang telah disebut di muka, HMI tidak bergerak dalam politik praktis dan tidak pula partisan. HMI tidak memiliki organisasi induk sebagaiman organisasi mahasiswa lainnya. Kendatipun sepanjang sejarahnya HMI telah ditarik ke kanan dan ke kiri oleh kepentingan politik tertentu, namun tetap saja tidak mampu merubah watak indenpendennya. Independensi HMI inilah yang membuatnya tidak memiliki beban apa pun (psikologis dan historis) untuk menyerukan kebenaran kepada siapa pun. HMI hanya tunduk pada kebenaran.

Sejatinya, kekuatan-kekuatan itulah yang harus dikembalikan ke dalam HMI. Selama ini kekuatan tersebut tidak muncul, karena kader-kadernya telah kehilangan orientasi dan tidak lagi berpijak pada mission HMI dalam melakukan perjuangan. Tawaran ini tidak berarti HMI kembali ke masa lalu. Hanya saja yang dimaksud dengan “kembali” adalah kembali pada nilai dasar, semangat dasar dan cita-cita dasar kelahiran HMI. Nilai dasar inilah yang selanjutnya ditafsirkan secara kontekstual dengan melihat fenomena kontemporer yang berkembang.

Penutup

HMI adalah aset bangsa yang tetap dibutuhkan bangsa ini. Oleh sebab itu kepada kader-kader HMI dan alumninya sudah masanya untuk “kembali bersungguh dengan HMI”. Sudah saatnyalah kita seluruh anggota dan alumninya kembali ke rumah besar HMI. Perbedaan organisasi politik dan paham keagamaan tidaklah menjadi alasan untuk berbeda. Kita dipersatukan oleh Tujuan dan misi HMI yaitu mewujudkan insan cita dan masyarakat cita HMI.

Dirgahayu HMI semoga usia yang tua tidak menjadikan HMI lemah dan renta. Mari kita rapatkan shaf untuk membangun bangsa yang bermartabat dan beradab. Hanya dengan cara inilah, HMI akan tetap menjadi Harapan Masyarakat Indonesia.

* Penulis adalah alumni HMI dan Dosen Fakultas Syari’ah IAIN.Surabaya

Baca Selengkapnya......

Wednesday, May 9, 2007

Hasil Konfercab X

HASIL HASIL KONFERCAB X


MENGGESER TRADISI PRAGMATIS
MENUJU EMBODIMEN ORGANISASI
PERSAUDARAAN MUSLIM

(Dari Gang Menuju Bintang)


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG KABUPATEN BANDUNG

PERIODE 2006-2007


Bandung, 16-19 Shafar 1428 H
06-08 Maret 2007 M


AGENDA ACARA
KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG KABUPATEN BANDUNG

WAKTU JENIS KEGIATAN KET.
OPENING CEREMONY Sie Acara
Selasa, 06 Maret 2007
20.00-22.00 Pembukaan MC
Pembacaan Kalam Ilahi
Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI
Prakata panitia Jayaludin
Sambutan-sambutan1. Ketua Umum Cab. Kab. Bandung2. Ketua Badko HMI JABAR3. Ketua Umum PB HMI4. Alumni HMI (KAHMI) seklaigus membuka acara 5. Do’a6. Penutupan Dudi RustandiUrik YantoFajar ZulkarnaenDr. H. Moh. Najib M.AgAsep Sofyan
Rabu, 07 Maret 2007
09.15-09.45 SIDANG PLENO I· Pembahasan Agenda Acara· Pembahasan Tata Tertib· Pengesahan Hasil Sidang Pleno I Presidium Sidang
14.00-17.00 SIDANG PLENO II· Laporan kerja kepengurusan komisariat· LPJ Pengurus Cabang Periode 2006- 2007· Pandangan Umum tentang LPJ· Penilaian LPJ pengurus Cabang · Pendemisioneran Pengurus Cabang Kab. Bandung Periode 2006-2007 Presidium Sidang
20.00-23.30 SIDANG PLENO III1. Sidang Komisi· Program Kerja· Rekomendasi2. Pandangan Umum Hasil Sidang Komisi3. Tata tertib pemilihan Formatur dan Mid Formatur Presidium Sidang
Kamis dan Jumat, 08-09 Maret 2007
08.00-08.1020.00-10.00 4. Pengesahan Hasil Sidang Pleno IIISIDANG PLENO IV· Pemilihan Formateur dan MID Formateur HMI Cabang Kab. Bandung Periode 2007-2008· Pengesahan Formateur dan MID Formateur terpilih Periode 2007-2008· Pengesahan Hasil Sidang Pleno IV Presidium Sidang
10.30-11.00 · CLOSSING CEREMONY




TATA TERTIB KONFERENSI CABANG X
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG KABUPATEN BANDUNG


Bismillahirrahmanirrahim

Nama : Konferensi Cabang (KONFERCAB) X HMI Cabang Kabupaten Bandung

Waktu dan Tempat :
Konferensi Cabang (KONFERCAB) X HMI Cabang Kabupaten Bandung dilaksanakan di Villa H. Agus Yasmin Ciwidey Kab. Bandung pada hari selasa S.d Jum'at, pada tanggal 16-19 Shafar 1428 H Bertepatan dengan 06-09 Maret 2007 M

Status
1. Konferensi Cabang memegang kekuasaan tertinggi organisasi berdasarkan pasal 11 AD HMI.
2. Konferensi Cabang adalah musyawarah utusan komiariat-komisariat berdasarkan pasal 15 ayat a ART HMI.
3. Konferensi Cabang X HMI dilaksanakan satu kali dalam setahun Berdasarkan pasal 15 Ayat C ART HMI.

Peserta
1. Konferensi Cabang X HMI terdiri atas;
a. 3 Utusan
b. 2 Peninjau
Yang terdiri dari komisariat, Kohati Cabang, Lembaga Kekaryaan dan MPKC.
2. Peserta utusan Cabang memiliki hak suara dan bicara, sedangkan peserta peninjau memiliki hak bicara
3. Selain utusan dan peninjau tidak diperkenankan memasuki ruangan.
4. Peserta utusan dan peninjau tidak mutlak dan harus memakai co-card.
5. peserta sidang (utusan dan peninjau) harus mengisi absensi sebelum sidang dimulai.

Sidang-sidang
1. Sidang Pleno
2. Sidang Komisi

Pimpinan Sidang
1. Steering Committee terdiri Pengurus HMI Cabang Kab.Bandung.
2. Presidium sidang yang dipilih dari peserta utusan dan peninjau oleh peserta utusan dengan jumlah tiga orang presidium.

Tugas-tugas Pimpinan Sidang
a. Steering Committee
· Memimpin sidang sampai terbentuknya presidium sidang
· Membantu tugas presidium sidang
b. Presidium Sidang
· Memimpin Sidang Pleno Konferensi Cabang (KONFERCAB) dari awal hingga akhir
· Mengatur ketertiban sidang

Keputusan
1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat
2. Bila point 1 tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak (voting)

Kuorum
1. Konferensi Cabang (KONFERCAB) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu peserta sidang
2. Bila point 1 tidak terpenuhi maka konferensi Cabang diskorsing selama 2x15 menit dan setelah itu diserahkan kepada peserta sidang.

Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan tata tertib ini akan diatur kemudian berdasrkan musyawarah mufakat.

Billahittaufiq wal Hidayah.



SURAT KEPUTUSAN
KONFERENSI CABANG KABUPATEN BANDUNG (KONFERCAB) X
HMI CABANG KABUPATEN BANDUNG

Nomor : 01 / KPTS/ A/ 02/ 1428

Tentang:
PRESIDIUM SIDANG KONFERCAB X
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG KABUPATEN BANDUNG

Bismillahirrahmaanirrahiim

KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kabupaten Bandung dengan senantiasa mengharap Ridho Allah SWT, setelah:

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme KONFERCAB X HMI Cabang Kab. Bandung maka dipandang perlu untuk menetapkan Presidium Sidang KONFERCAB X.
MNGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar
2. Pasal 15,16 dan 17 Anggaran Rumah Tangga
MEMPERHATIKAN: 1. Hasil Pembahasan Streering Committee (SC) tentang presidium sidang
2. Hasil musyawarah peserta sidang tentang presidium sidang Konferensi Cabang X HMI Cabang Kab. Bandung tanggal 16 Maret 1427 H bertepatan dengan tanggal 06 Maret 2007 M

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Presidium sidang KONFERCAB X HMI Cabang Kab. Bandung sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan ditinjau kembali bilamana ada kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq wal Hidayah.
Ditetapkan di : Villa A. Yasmin Ciwidey
Pada Tanggal : …17…… Shafar 1428 H
……07... Maret 2007 M
Waktu : …09.00… WIB

PIMPINAN SIDANG
KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG KABUPATEN BANDUNG





STEERING COMMITTEE STEERING COMMITTEE
Ketua TARYADI Sekretaris POPO SUMPENA



SURAT KEPUTUSAN
KONFERENSI KABUPATEN BANDUNG (KONFERCAB) X
HMI CABANG KABUPATEN BANDUNG

Nomor: 02/ KPTS/ A/ 02/ 1428

Tentang:
AGENDA ACARA DAN TATA TERTIB KONFERCAB X
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG KABUPATEN BANDUNG

Bismillahirrahmaanirrahiim

KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) IX Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kab. Bandung dengan senantiasa mengharap Ridho Allah SWT, setelah:

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme KONFERCAB X HMI Cabang Kab. Bandung, maka dipandang perlu untuk menetapkan Agenda acara dan tata tertib Sidang KONFERCAB X HMI Cabang Kab. Bandung
MNGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar
2. Pasal 15,16 dan 17 Anggaran Rumah Tangga
MEMPERHATIKAN : Hasil Pembahasan Sidang Pleno II Konferensi Cabang X HMI Cabang Kab. Bandung tanggal 16 Shafar 1428 H bertepatan dengan tanggal 06 Maret 2007 M

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Agenda acara dan tata tertib Sidang KONFERCAB X HMI Cabang Kab. Bandung sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan ditinjau kembali bilamana ada kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq wal Hidayah.

Ditetapkan di : Villa A. Yasmin Ciwidey
Pada Tanggal : …17… Shafar 1428 H
…07... Maret 2007 M
Waktu : …09.58 WIB

PIMPINAN SIDANG
KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG KABUPATEN BANDUNG




Imas Nuryahati Yosep Mardiana Ika Sartika
Presidium Sidang 1 Presidium Sidang 2 Presidium Sidang 3



SURAT KEPUTUSAN
KONFERENSI CABANG KABUPATEN BANDUNG (KONFERCAB) X
HMI CABANG KABUPATEN BANDUNG

Nomor: 03/ KPTS/ A/ 02/ 1428

Tentang:
PERNYATAAN SIKAP
PENDEMISIONERAN PENGURUS CABANG PERIODE 2006-2007
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG
KABUPATEN BANDUNG

Bismillahirrahmaanirrahiim

KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kab. Bandung dengan senantiasa mengharap Ridho Allah SWT, setelah:

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme KONFERCAB X HMI Cabang Kab. Bandung, maka dipandang perlu untuk menyatakan demisioner pengurus HMI Cabnag Kabupaten Bandung periode 2006-2007 M
MNGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar
2. Pasal 15,16 dan 17 Anggaran Rumah Tangga
MEMPERHATIKAN: Hasil Pembahasan Sidang Pleno II Konferensi Cabang X HMI Cabang Kab. Bandung tanggal 16 Shafar 1428 H. bertepatan dengan tanggal 06 Maret 2007 M

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :1. Mendemisionerkan dan diterimanya LPJ Pengurus HMI Cabang Kab. Bandung Periode 2006- 2007.
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan ditinjau kembali bilamana ada kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq wal Hidayah
Ditetapkan di : Villa A. Yasmin Ciwidey
Pada Tanggal : …17… Shafar 1428 H
…07... Maret 2007 M
Waktu : …17.18 WIB

PRESIDIUM SIDANG
KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG KABUPATEN BANDUNG





Imas Nuryahati Yosep Mardiana Ika Sartika
Presidium Sidang 1 Presidium Sidang 2 Presidium Sidang 3



TATA TERTIB
PEMILIHAN FORMATEUR DAN MIDE FORMATEUR
HMI CABANG KABUPATEN BANDUNG PERIODE 2007-2008


1. Pemilihan Formateur dan Mide Formateur dilakukan secara langsung umum bebas dan rahasia.
2. Pemilihan calon Formateur dan Mide Formateur dilakukan dengan tiga tahap, yaitu :
a. Tahap pencalonan
b. Tahap penseleksian
c. Tahap pencoblosan
3. Tahap Pencalonan
a. Setiap utusan komisariat berhak untuk mengajukan satu orang calon formateur dan satu orang calon Mide Formateur.
b. Calon Formateur dan Mide Formateur didukung oleh komisariat dengan adanya rekomendasi dari komisariat.
c. Jika calon formateur hanya satu orang , maka langsung dinyatakan sah sebagai Formateur setelah memenuhi kriteria.
d. Jika Calon Mide Formateur hanya satu orang, maka dinyatakan sah sebagai Mide formateur setelah memenuhi kriteria.
4. Tahap Penyeleksian
a. Calon Formateur dan Mide Formateur dapat dinyatakan sah oleh quorum apabila didukung oleh minimal 3 orang (utusan).
b. Setiap salon Formateur dan Mide Formateur menyatakan siap secara lisan atau tulisan.
c. Setiap calon Formateur dan mide Formateur menyampaikan pola pengembangan organisasi dan perkaderan serta curiculum vitae.
5. Tahap Pencoblosan
a. Pencoblosan dilakukan oleh utusan komisariat.
b. Satu orang utusan hanya berhak memilih 1 orang Formateur dan dua orang Mide Formateur
c. Pencoblosan dilakukan dengan tertutup.
6. Kriteria Calon
a. Memahami tantang ke-HMI-an
b. Bisa Baca Tulis Al-Qur’an
c. Sudah Mengikuti LK II, dibuktikan dengan sertifikat atau saksi
d. Tidak sebagai Top Leader di Organisasi manapun
e. Harus berkomitmen penuh selama kepengurusan


SURAT KEPUTUSAN
KONFERENSI CABANG KABUPATEN BANDUNG (KONFERCAB) IX
HMI CABANG KABUPATEN BANDUNG
Nomor: 04 / KPTS/ A/ 02/ 1428

Tentang:
SIDANG KOMISI DAN TATA TERTIB PEMILIHAN
FORMATEUR DAN MIDE FORMATEUR
PERIODE 2007-2008
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG \KABUPATEN BANDUNG

Bismillahirrahmaanirrahiim

KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kab. Bandung dengan senantiasa mengharap Ridho Allah SWT, setelah:

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme KONFERCAB IX HMI Cabang Kab. Bandung, maka dipandang perlu untuk menetapkan tata tertib pemilihan Formateur dan Mide Formateur.
MNGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar
2. Pasal 15,16 dan 17 Anggaran Rumah Tangga
MEMPERHATIKAN: Hasil Pembahasan Sidang Pleno II Konferensi Cabang IX HMI Cabang Kab. Bandung tanggal 17 Shafar 1428 H bertepatan dengan tanggal 07 Maret 2007 M.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Tata Tertib pemilihan Formateur dan Mide Formateur sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan ditinjau kembali bilamana ada kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq wal Hidayah
Ditetapkan di : Villa A. Yasmin Ciwidey
Pada Tanggal : …18… Shafar 1428 H
…08….Maret 2007 M
Waktu : …10.12 WIB


PIMPINAN SIDANG
KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG KABUPATEN BANDUNG




Imas Nuryahati Yosep Mardiana Ika Sartika
Presidium Sidang 1 Presidium Sidang 2 Presidium Sidang 3




SURAT KEPUTUSAN
KONFERENSI CABANG KABUPATEN BANDUNG (KONFERCAB) IX
HMI CABANG KABUPATEN BANDUNG

Nomor: 05 / KPTS/ A/ 02/ 1428

Tentang:
FORMATEUR PERIODE 2007-2008
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG
KABUPATEN BANDUNG

Bismillahirrahmaanirrahiim

KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) IX Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kab.Bandung dengan senantiasa mengharap Ridho Allah SWT, setelah:

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme KONFERCAB X HMI Cabang Kab. Bandung, maka dipandang perlu untuk menetapkan Formateur HMI cabang kabupaten bandugn periode 2007-2008
MNGINGAT : 1. 2,3,4,8 dan 9 Anggaran Dasar
2. Pasal 15 dan 16 ayat c Anggaran Rumah Tangga
MEMPERHATIKAN: Hasil Pembahasan Sidang Pleno III Konferensi Cabang IX HMI Cabang Kab.Bandung tanggal 16 Shafar 1428 H bertepatan dengan tanggal 07 Maret 2007 M.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :1. Memutuskan Saudara Apep Khoeruzaman sebagai FORMATEUR HMI Cabang Kabupaten Bandung Periode 2007-2008
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan ditinjau kembali bilamana ada kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq wal Hidayah

Ditetapkan di : Villa A. Yasmin Ciwidey
Pada Tanggal : …19… Shafar 1428 H
…09... Maret 2007 M
Waktu : …10.22 WIB


PIMPINAN SIDANG
KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) IX
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG KABUPATEN BANDUNG




Imas Nuryahati Yosep Mardiana Ika Sartika
Presidium Sidang 1 Presidium Sidang 2 Presidium Sidang 3



SURAT KEPUTUSAN
KONFERENSI CABANG KABUPATEN BANDUNG (KONFERCAB) IX
HMI CABANG KABUPATEN BANDUNG

Nomor: 06/ KPTS/ A/ 02/ 1428

Tentang:
MIDE FORMATEUR PERIODE 2007-2008
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG
KABUPATEN BANDUNG

Bismillahirrahmaanirrahiim

KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kab. Bandung dengan senantiasa mengharap Ridho Allah SWT, setelah:

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme KONFERCAB X HMI cabang Kab.Bandung, maka dipandang perlu Mide Formateur periode 2007-2008
MENGINGAT : 1. Pasal 2, 3, 4, 8 dan 9 Anggaran Dasar
2. Pasal 15 dan 16 ayat c Anggaran Rumah Tangga
MEMPERHATIKAN: Hasil Pembahasan Sidang Pleno III Konferensi Cabang IX HMI Cabang Kab. Bandung tanggal 17 Shafar 1428 H bertepatan dengan tanggal 07 Maret 2006 M.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Memutuskan MIDE FORMATEUR
a. Saudara Mulyana Qadarullah sebagai MIDE FORMATEUR I.
b. Saudara Kandi Lesmana sebagai MIDE FORMATEUR II.
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan ditinjau kembali bilamana ada kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq wal Hidayah

Ditetapkan di : Villa A. Yasmin Ciwidey
Pada Tanggal : …19 Shafar 1428 H
…09 Maret 2007 M
Waktu : …10.24 WIB


PIMPINAN SIDANG
KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) IX
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG KABUPATEN BANDUNG



Imas Nuryahati Yosep Mardiana Ika Sartika
Presidium Sidang 1 Presidium Sidang 2 Presidium Sidang 3



RANCANGAN PROGRAM KERJA
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG KABUPATEN BANDUNG

PERIODE 2007-2008

A. Bidang Pembinaan Anggota
· Mengadakan MAPERCA
· Mengadakan LK II
· Mengadakan Bimbingan intensif masuk Perguruan Tinggi
· Merekomendasikan kader dalam mengikuti LK II dan LK III tingkat Nasional
· Mengadakan Diskusi Reguler dan bedah buku
· Mengadakan Senior Course
· Pembuatan KTA
· Menyusun Data Anggota
· Mengadakan Seminar Nasional
· Mengadakan TOT se-JABAR
· Membangun Kerja sama dengan lembaga Pengkajian yang lain

B. Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
· Pelantikan, Up-Grading dan Rapat Kerja Pengurus
· Rapat pengurus
· Rapat Pleno minimal dua kali dalam satu tahun
· Training Managemen Organisasi
· Komunikasi dan kosolodasi internal HMI dan organisasi eksternal lainnya
· Pelantikan komisariat
· Konferensi cabang
· Mendelegasikan anggota untuk mengikuti kegiatan HMI tingkat nasional

C. Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah
· Mengadakan kajian dan berpartisipasi dalam berbagai aspek pembangunan daerah
· Melaksanakan kegiatan dan kesejahteraan dan pemberdayaa masyarakat daerah
· Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, ormas dan institusi lainnya
· Melaksanakan kegiatan yang mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan
· Berpartisipsi aktif demi terwujudnya masyarkat daerah yang adil dan makmur yang diridloi Allah SWT.
· Berperan aktif dalam mengkritisi kebijakan pemerintah.

D. Bidang Perguruan Tinggi dan Kepemudaan
· Mengadakan komunikasi dengan lembaga kemahasiswaan di wilayah kabupaten Bnadung
· Mengadakan komunikasi dengan OKP, Ormas dan LSM dilingkunagn Kabupaten Bndung
· Mengadakan seminar kepemudaan
· Mendistribusikan kader, baik di lingkungan HMI maupun di luar HMI
· Silaturahmi dengan KAHMI
· Training Leadership
· Diklat Advokasi

E. Bidang Penelitian dan Pengembangan
· Mengadakan penelitian tentang kemahsiswaan di wilayah Kabupaten Bndung
· Menerbitkan buletin bulanan
· Mengadakan penelitian tentang perkembangan kader HMI KABUPATEN BANDUNG dalam Berbagai Aspek

F. Bidang Kekaryaan
· Pembuatan Kalender
· Pembuatan jaket, kaos, baret dan peci HMI
· Mengusahakan untuk mengaktifkan kembali lembaga kekaryaan seperti LAPMI, LDMI, LEMI dan lain-lain
· Pembuatan atribut-atribut HMI
· Pengembangan/ pelatihan kader entrepreuner

G. Bidang Kewanitaan
· Latihan Khusus Kohati
· Pelatihan Advokasi
· Koordinasi dan silaturahi dengan KOHATI Komisariat
· Pengembangan kerajinan
· Membentuk Forum kajian kewanitaan
· LKSG
· Mengadakan seminar wacana kontemporer perempuan
· Perluasan jaringan dengan LSM dan organisasi perempuan ekstra kampus lainnya
· Pendistribusian kader
· Mengadakan diskusi reguler
· Mengadakan Training Politik Perempuan
· Pengadaan fasilitas logistik


REKOMENDASI
KONFERENSI CABANG (KONFERCAB) X
HMI CABANG KABUPATEN BANDUNG


Jangka Pendek
1. Melakukan konsolidasi, komunikasi dan negosiasi yang interns dengan pengurus demisioner dan Alumni
2. Memilih pengurus HMI Cabang Kab. Bandung berdasarkan atas kapabilitas dan kualitas personal dengan menitikberatkan pada kualitas
3. Mempercepat peng-SK-an pengurus HMI Cabang Kab. Bandung yang baru satu bulan setelah KONPERCAB.

Jangka Menengah
1. membuat program yang visioner dan terukur sertamarketable dalam lingkup HMI
2. Merapihkan administrasi dan kesekretariatan di HMI Cabang Kab. Bandung
3. Mensukseskan distribusi kader ke intera kampus
4. Mengadakan Baksoso di kota Bandung

Jangka Panjang
1. Menentukan skala prioritas bagi perkembangan HMI Cabang Kabupaten Bandung.
2. Memperkuat Jaringan, eksistensi, serta integritas HMI Cabang Kabupaten Bandung.
3. Re-integrasi pengurus cabang Kab. Bandung
4. Mempungsikan kembali perpus HMI dan menambah Referenci.
5. Mengdakan temu kader lintas dunia.

Baca Selengkapnya......

Khotbah Terakhir X

Laporan Pertanggungjawaban
Kepengurusan HMI Cabang Kabupaten Bandung
Periode 2006-2007

Bissmillahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr.Wb


Sebuah pengantar
Salam sejahtera teriring do’a semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya Robbal a’lamin.

Salam teriring doa kami panjatkan, semoga segala aktifitas kita selalu mendapat magfiroh dan lindungan dari Sang Kreator nan sekaligus Rabb alam raya sebagai causa prima kehidupan, segala pujian hanya milik Dia. Berkah dan selamat semoga tercurah limpahkan kepada pembawa Risalah penerima delar Al-Amin. Nur sumber kehidupan Sang Manusia Agung yang kata-katanya tak terbantahkan, Nabi Muhammad SAW. Tak lupa kepada para keluarga dan shabat setia beliau juga kepada kita semua yang masih memegang amanatnya atau yang sedang bergelimpungan dosa sekalipun, semoga kelebihan berkahnya menjadi Syafa’at buat kita di akhirat kelak. Amin

Udara sejuk nan dingin mudah-mudahan memberikan ketenangan dan kejernihan dalam proses sidang ini berlangsung. Tiada lagi yang kami harapkan pada detik-detik akhir kepengurusan kami, selain bahwa silaturahmi antar kader dan antar pengurus HMI di lingkungan HMI Cabang Kabupaten Bandung—baik kader dan pengurus komisariat ataupun pengurus Cabang selalu terjalin erat dan terjaga, sesuai dengan sunnah Rasul Muhammad SAW.

Para peserta Sidang yang kami hormati,
Sidang konferensi merupakan hajatan kita semua, sudah selayaknya apabila kita semua dengan kekuatan ruh kita bisa menyelesaikan dengan baik, tanpa ada luka yang kita tinggalkan dalam sidang ini. Tentunya ini adalah sebagai harapan awal kami disela-sela Laporan Pertanggungjawaban kami. Satu hal karena Sidang merupakan arena yang sakral dalam lingkup organisasi, mudah-mudahan tahapan sidang-demi sidang akan selalu berjalan dengan tertib.

Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan dalam LPJ ini, sebagai gambaran umum untuk proses saling memahami antara yang melakukan LPJ dan juga para peserta sidang yang terhormat sebagai analisator, pengkritisi, pemberi inspirasi untuk kepengurusan yang akan kami lalui atau untuk kepengurusan yang akan datang. Hal tersebut adalah sebagai berikut;
1. Kondisi internal Kepengurusan

a. Masa Progres
‘tak ada gading yang tak retak’ itulah mungkin pepatah yang tepat untuk sedikit menggambarkan kondisi kepemimpinan dan kepengurusan periode saat ini. Hal ini diawali oleh sebuah kesadaran bahwa manusia yang mempunyai predikat makhluk yang sempurna dengan kekomplekan persoalan dan kerumitan untuk memahaminya, dalam ranah aksinya ternyata tidak mampu untuk mengeksplorasi semua potensi yang dimilikinya. dengan alasan tersebut, tentunya bukan sebuah apologi yang kosong apabila pada kepengurusan kami, sistem dan konsep kepengurusan baik dari sisi managemen SDM ataupun konsep program kerja yang telah kami rancang dan kami bangun sedemikian rupa ternyata tidak seideal dengan apa yang telah kami rancang. Proses selalu kita jalani dengan maksimal, tapi pada aksinya kadang menemukan jalan buntu dan masalah yang tidak bisa tidak mereduksi idealitas dari sebuah konsep, hal ini tidak bisa kita hindari Hal yang dimaksud diantaranya yang memang perlu dijabarkan disini adalah perihal SDM yang kita miliki

Secara menyeluruh pengurus merupakan wakil-wakil dari komisariat, dengan segala karakter dan cara pandang yang berbeda dalam memahami segala hal—di satu sisi ini merupakan aset yang harus termanfa’atkan tapi di sisi lain merupakan sebuah ancaman yang tak dapat kami hindari apabila masing-masing personal pengurus tidak bisa menerima kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pengurus. Menjadi alamiah pada akhirnya dimana hal yang telah disebutkan menjadi salah satu pemacu terhadap kekurang berjalanan pengurus periode sekarang, hal ini perlu kami akui. Tetapi tentunya faktor tersebut bukan faktor tunggal yang menyebabkannya, tetapi unsur yang bersifat pribadipun, orientasi hidup dan target menjadi satu di dalamnya, dan memang kami selaku pengurus tidak bisa tidak harus menghormati haknya masing-masing sebagai seorang pribadi disamping seorang manusia organisasi. Pada akhirnya apabila diambil jalan tengah, managemen hidup seorang pengurus menjadi terpolarisasi menjadi beberapa kepentingan, tidak melulu kepentingan organisasi, sehingga membuat kami mesti saling memahami dan pada akhirnya melakukan semacam toleransi. Toleransi yang berlebihan terhadap pengurus yanhg non kurang aktif disatu sisi memberikan kebebasan terhadp pengurus sebagai pribadi tapi di sisi lain membuat salah satu unsur manusia organisatorisnya tercerabut.

HMI Cabang Kabupaten Bandung, sebagai organisasi yang menjadi tumpuan pengurus sebagai organisasi, dikarenakan sebagian atau beberapa pengurus kurang proaktif dalam menjalankan fungsi organisatorisnya terkena imbasnya. Sistem yang kami bangun diawal bersama-sama mengalami kepincangan, karena salah satu unsur/ bagian dari sistem tersebut tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.

b. Masa Stagnan -sampai dikatakan matinya perkaderan (juli – berakhirnya perkaderan)

Seperti hal dikatakan diatas, dominasi kepentingan pribadi yang terjadi pada beberapa pengurus cabang pada akhirnya menimpa pula saya selaku starter n motor di Cabang Kabupaten Bandung, sebuah pertimbangan dengan proses yang cukup menjelimet, apakah harus memilih kebutuhan ekonomis yang nyata-nyata dibutuhkan baik oleh diri, keluarga dan meninggalkan tanggung jawab yang begitu besar dari struktur kepengurusan, akhirnya kami menatap diri bahwa kami memenuhi kebutuhan yang betul-betul saat ini. Akhirnya kamipun (ketua umum) coba mengkemunikasikan perihal keingingan untuk meninggalkan dari struktur kepengurusan HMI (bulan Ramadhan) dengan berkonsultasi beberapa kawan-kawan, tapi dengan berbagai pertimbangan yang cukup rasional bagi kaderisasi di HMI, akhirnya kami pun tidak diizinkan untuk mengundurkan diri.

c. Datangnya Malapetaka
Bagaimanapun kami tidak mampu membagi dua aktivitas dan dua konsentrasi yang mempunyai wilayah garapan yang berbeda, kendatipun saya (ketua umum) tidak pernah mengundurkan diri, tetapi secara substansi saya telah absen dari agenda-agenda HMI, dengan demikian saya sesungguhnya telah meninggalkan tanggungjawab yang sangat besar sebagai simpul kepengurusan. Maka tak heran bila dikatakan bahwa kepengurusan hari ini tidak lebih baik (dari satu hal) dari kepengurusan sebelumnya. Absennya saya berimbas pada koordinasi yang hilang, sehingga beberapa agenda yang telah dikonseptualisasikanpun kehilangan arah, hampir semua pengurus kehilangan arah dalam menentukan arah programnya. Saya menghilang dari agenda-agenda HMI dan sangat sulit untuk membagi dua aktivitas yang berbeda. Aktivitas kebutuhan dan aktivitas keingingan.

2. Program Kerja
BIDANG AMANAH PROGRAM KETERANGAN
Bidang PA Pengembangan Anggota) · Mengadakan MAPERCA—Awal semester genap.· Mengadakan LK II· Mengadakan LK I seKabupaten Bandung· Mengadakan Bimbingan intensif masuk Perguruan Tinggi.· Merekomendasikan kader dalam mengikuti LK II dan LK III tingkat Nasional· Mengadakan Diskusi Reguler · Mengadakan Senior Course· Pembuatan KTA· Menyusun Data Anggota· Membangun Kerja sama dengan lembaga Pengkajian yang lain· Mengaktifkan kembali LPL HMI Cabang kabupaten Bandung TerlaksanaTak TerlaksanaTerlaksanaDiproses/ tapi tidak terlaksanaTerlaksanaTerlaksana TerlaksanaTerlaksanaTerlaksana (tak satupun yang daftar dengan biaya)DiprosesTerlaksanaTerlaksanaTak terlaksana
Bidang Pembinaan Aparat Organisasi · Pelantikan, Up-Grading dan Rapat Kerja Pengurus· Rapat pengurus· Pleno tengah· Training Managemen Organisasi dan administrasi kesekretariatan.· Komunikasi dan kosolodasi internal HMI dan organisasi eksternal lainnya· Pelantikan komisariat· Konferensi cabang· Mendelegasikan anggota untuk mengikuti kegiatan HMI tingkat nasional TerlaksanaTerlaksanaTak TerlaksanaTidak terlaksanaTerlaksanaTerlaksanaTerlaksanaTerlaksana
Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah · Mengadakan kajian dan berpartisipasi dalam berbagai aspek pembangunan daerah· Melaksanakan kegiatan dan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat daerah· Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, ormas dan institusi lainnya· Melaksanakan kegiatan yang mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan· Berpartisipsi aktif demi terwujudnya masyarakat daerah yang adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.· Berperan aktif dalam mengkritisi kebijakan pemerintah. TerlaksanaTidakTerlaksanaTerlaksanaTerlaksanaTerlaksana
Bidang Perguruan Tinggi dan Kepemudaan · Pembenahan organisasi· Pollow up komunikasi dengan OKP, Ormas dan LSM dilingkunagn Kabupaten Bndung· Training Student Goverment· Musyawarah partai Nurani· Berkerjasama dengan insist Yogyakarta untuk melaksanakan Training analisis sosial (ansos) dan advokasi masyarakat.· Distribusi kader PB HMI· Distribusi kader Badko HMI JABAR· Distribusi kader ke Kampus UIN TerlaksanaTerlaksanaTidak terlaksanaTerlaksanaTidak terlaksanaTerlaksanaTerlaksanaTerlaksana
Bidang Penelitian dan Pengembangan · Mengadakan penelitian tentang dampak media masa bagi masyarakat· Penelitian amdal, apa manfaat dan dampak lingkungan pembangunan di lingkungan di kab. Bandung· Penilitian bahaya narkoba, solusi dan pencegahan.· Penelitian tentang benturan budaya dan ideologi· Penelitian tentang komisariat persiapan· Wacana anti korupsi· Penelitian tentang buruh· Munyusun penelitian dalam bentuk pembukuan. TerlaksanaTidaktidaktidakTerlaksanaTerlaksanatidakTerlaksana
Bidang Kekaryaan · Mengusahakan untuk mengaktifkan kembali lembaga kekaryaan seperti LAPMI, LEMI dan lain-lain.· Pembuatan atribut-atribut HMI· Mengadakan Bimtes Tidaktidakterlaksana
Bidang Kewanitaan · Latihan Khusus Kohati· Pelatihan Advokasi· Koordinasi dan silaturahi dengan KOHATI Komisariat· Pengembangan kerajinan· Membentuk Forum kajian kewanitaan.· LKSG· Mengadakan seminar wacana kontemporer perempuan· Perluasan jaringan dengan LSM dan organisasi perempuan ekstra kampus lainnya.· Pendistribusian kader· Mengadakan diskusi reguler· Mengadakan Training Politik Perempuan· Pengadaan fasilitas logistik TerlaksanaTerlaksanaTerlaksanaTidak terlaksanaPernah diskusiTidak terlaksanaTerlaksanaterlaksanaTerlaksanaTerlaksanatidakterlaksana
Bidang Komunikasi Ummat · Pengajian bulanan· Kajian ilmu keislaman· Halal bihalal· Temu Kader Alumni· Milad HMI Tak terlaksanaTerlaksanaTak TerlaksanaTerlaksanaBareng Badko
Bidang HAM dan Lingkungan Hidup · Bekerjasama dengan instansi/LSM organisasi yang bergerak bidang HAM· Penelitian tentang HAM masalah kasus-kasus baru· Pendampingan baik pelecehan seksual, penyiksaan anak, perdagangan anak· Penelitian tentang penggundulan hutan. Terlaksanatidakterlaksanatidak
Bidang Kajian Lintas Ilmu · Diskusi Reguler Filsafat· Kajian Lintas agama TerlaksanaTidak


3. Hambatan-hambatan
Hambatan-hambatan merupakan faktor real yang kami hadapi. Selain faktor kurang solidnya kepengurusan yang terjadi disetengah periode, kurangnya kualitas SDM menjadi faktor yang cukup signifikan. Yang kami maksud dengan kualitas SDM disini berupa wawasan tentang programnya masing-masing, hal ini merupakan imbas dari kurangnya pengalaman dari kepengurusan, yang notabene adalah pengurus komisariat secara keseluruhan, artinya bahwa kepengurusan periode sebelumnya tidak kami libatkan dalam kepengurusan kami.

Selain dari faktor pelaku, hal financial juga cukup memberikan pengaruh terhadap keberjalanan kepengurusan, setidak-tidaknya menghambat proses yang sedang berlangsung. Financial merupakan masalah klasik yang kami hadapi, tapi bukan berarti tidak ada uang tidak ada kegiatan. Kegiatan tetap diusahakan sesuai dengan amanah yang telah kami terima, walau kadang masalah waktu kami pertimbangkan kembali.
NATO atau no action talk only pun kadang mendominasi pada seitap kegiatan yang akan kami gelar. Ketika rapat-rapat dilakukan banyak sekali ide yang tereksplor dari pengurus yang hadir, ide ide ini tentunya bukan semata konsep yang abstrak tetapi juga solusi kongkrit kami dapatkan dalam rapat-rapat, tetapi ketika sebuah aksi dari solusi dan ide yang telah kami tuangkan secara konseptual hanya beberapa pengurus saja yang sanggup untuk merealisasikan ide-idenya hal ini menyebabkan kurang maksimalnya pengerjaan konsep, tapi walupun kenyataan dilapangan tidak sesuai dengan konsep yang telah kami konstruk, kerja team tetap berjalan, kami berjuang smaksimal mungkin agar setiap kegiatan yang telah kami perhitungkan landing terlaksana—setidak-tidaknya dari persfektif panitia-panitia dan pengurus sebagai roda penggerak

4. Harapan dan Penutup
Segala kegiatan akan memerlukan tenaga, tenaga yang menstimulasi keluarnya keringat keringat didapat adalah hasil kerja keras. Oleh karena itu usaha yang telah kami lakukan—seburuk apapun dari persfektif prasangka, jangan sampai sia-sia. Dilihat dari persfektif perjuangan itu adalah tanda ketulusan hati kami, dilihat dari persfektif beban program itu adalah sebuah pengorbanan, dilihat dari ambisi itu adalah sebuah pembelajaran untuk kami para pengurus. Dilihat dari persfektif ketidakikhlasan itu adalah sebuah beban dan keterpaksaan. Tapi apaun persfektif yang digunakan untuk melihat kepengurusan kami, kami hanya berharap bahwa program-program dan segala bentuk usaha yang telah kami lakukan dapat diambil manfaatnya, selalu menjadi inspirasi, bagi siapapun. Seorang bijak mengatakan berterimakasihlah kepada apaupun atau siapapun yang telah memberikan sedikit inspirasi hidup, walupun inspirasi itu membuat kamu sedih atau terluka atau membuat kita terasing dan tertindas, justru keterasingan dan ketertindasan itu yang akan banyak meuntunmu hidup.
Harapan terakhir kami, Apabila kepengurusan kami kurang optimal dan tidak terlalu banyak memberikan kontribusi yang maksimal terhadap eksistensi kader HMI cabang Kabupaten Bandung, ini adalah suatu pertanda bahwa perbaikan-perbaikan harus selalu ditingkatkan dan apabila ada sisi kontribusi lebih dari kepengurusan Kami, bukan berarti kepengurusan selanjut harus merasa berbangga dan berdiam diri, lakukan terus perbaikan-perbaikan untuk membangun HMI, jaya HMI semoga.

Sebagai kata penutup, Allah Yang Maha Benar akan selalu tahu apa yang kita lakukan benar atau salah dari persfektifnya bukan persfektif kita dan Kebenaran hanya milik Allah, apabila ada kata dan sikap yang benar dan bermanfaat untuk kami dan kader itu semata datang dari Yang Maha Benar dan apabila banyak sekali khilaf yang kami lakukan itu semata datang dari kelengahan dan sifat jelek kami.
Salam Joang
Yakusa

Pabila kau hidup hanya untuk dirimu
Pabila kau ingin ada hanya untuk dirimu
Sendiri, hanya sendiri
Pabila kau hanya mau bergandengan dengan nol-nol
Hidupmu akan berputar kembali menuju dirimu sendiri
Persis sebuah nol, ia tetap bukan apa-apa…
Kau akan berputar dan berputar terus pada lingkaran
Kau akan beku
Bagai sebuah laguna, bagai sebuah kolam
Kau akan menetap bagai sebuah lingkaran
Bagai nol
Tapi Bila kau ikuti Yang Satu….?
Bila kau hanya ingin menjadi
Hanya untuk Satu terbebasaah dirimu
Dari absurditas dan kesendirian
Dan menjadi Sahabat
Sahabat Yang Satu
Kau Mesti hidup untuk yang lainya
(Ali Syariati)

Akhirul Kalam
Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung,

PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG KABUPATEN BANDUNG





DUDI RUSTANDI TARYADI
KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM

Baca Selengkapnya......

Tuesday, May 1, 2007

Bersatulah Kaum Buruh Se-Dunia

May Day; Moment Evaluasi Bersama
Oleh Ibn Ghifarie

KabarIndonesia - Memasuki tanggal 1 Mei di setiap tahun apa yang anda lakukan? Demokah, ikut turun kejalan sambil meneriakan yel-yel atau diam seribu bahasa.

Bila di setiap perhimpunan buruh atau serikat pekerja nasional dimana pun berada selalu melakukan `Pesta Rakyat`, mulai dari aksi damai, unjuk rasa dengan pelbagai tuntutan dan rekomendasi terhadap pemerintah dalam mengambil kebijakan, sampai menggelar perlombaan rakyat guna memperingati hari bersejarah bagi kaum lemah.

Namun, jika pertanyaan serupa di alamatkan padaku, maka aku tidak akan menjawabnya. Tapi akan bercerita soal keluh kesah kaum buruh. Pasalnya momen ini merupakan hari bersejarah bagi kaum mustad’afien. Mereka berusah ingin hidup lebih baik dalam bingkai keadilan. Meskipun dalam mewujudkan cita-cita luhur itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan, tapi memerlukan keuletan, ketabahan dan kesabaran.


Kilas Balik May Day

Tengok saja, perjuangan kaum buruh di penghujung abad XVIII industri berkembang pesat di Eropa dan Amerika. Namun kondisi buruh sangat buruk dengan jam kerja sangat panjang (12-18 jam sehari) disertai upah rendah. Salah satu upaya peningkatan kesejahteran yang dilakukan mereka adalah dengan diadakan pemogokan umum untuk menuntut delapan jam kerja.

Dalam ensiklopedi, May Day lebih dikenal sebagai Hari Buruh, yang memperingati Tragedi Haymarket pada tahun 1886 di Chicago, Illinois, dan perayaan atas kemenangan gerakan buruh internasional yang menuntut delapan jam kerja sehari.

Pemogokan-pemogokan kaum buruh mulai banyak terjadi menuntut delapan jam kerja sehari. Yang terpenting, pada tahun 1884, The Federation of Organized Trades and Labor Unions (FOTLU) mulai mengorganisasi pemogokan internasional 1 Mei 1886. Hingga 1 Mei merupakan perayaan kemenangan gerakan buruh atas tuntutan 8 jam kerja.

Sebelum pemogokan berlangsung, beberapa pengusaha telah lebih dahulu menerapkan aturan delapan jam kerja. Sementara itu, berbagai upaya menggagalkan aksi ini dilakukan oleh para pengusaha dan aparat kepolisian.

Di Milwauke, polisi menembaki massa buruh yang sedang berdemonstrasi hingga menewaskan sembilan orang. Aksi terbesar terjadi di Lapangan Haymarket, Chicago. Karena aksi itu, enam orang pemimpinnya dihukum mati dengan tuduhan melakukan peledakan di antara barisan polisi. (Pikiran Rakyat, 01/05/06)

Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei.

Tak hanya berhenti disana, pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati. Mereka yang gugur dimedan juang dikenal dengan sebutan martir.

Walau, sebelum peristiwa 1 Mei itu, di pelbagai belahan negara manapun, juga terjadi pemogokan buruh secara besar-besaran guna menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal.

Lagi, pada Bulan Juli 1889, lebih dari 400 delegasi buruh dari berbagai negara bertemu di Paris dalam rangka memperingati seratus tahun Revolusi Perancis. Pertemuan itu menghasilkan resolusi untuk melakukan demonstrasi internasional pada 1 Mei.

Resolusi tersebut berbunyi, Sebuah aksi internasional besar harus diorganisasi pada satu hari tertentu di mana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Prancis. (Rubrik Kronik, Pembebasan Edisi XIX/Thn V/2006)

May Day di Pelbagai Negara
Nyatanya, resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka.

Kendati demikian, di Amerika Serikat sendiri, 1 Mei tidak lagi diperingati sebagai Hari Buruh karena setelah itu perjuangan buruh selalu diidentikkan dengan ide-ide sosialis dan komunisme, yang merupakan musuh utamanya pada era perang dingin.

Editor Jurnal "Pekerja Maritim" dari Maritime Union of Australia, Sam Wainwright mengatakan, di Australia, 1 Mei diperingati setiap tahun. Arti May Day kali ini bagi dia adalah bagian dari kampanye menghentikan UU antiburuh dan UU antiserikat buruh.

"In some of the other industrialised (such as USA, UK and New Zealand) countries labour unions were severely weakened in the 1980s and 1990. The same thing will happen in Australia if we do not defeat the government's plan. We are calling on all workers to fight for their rights (Di negara-negara maju (seperti USA, Inggris, dan New Zealand) serikat pekerja telah diperlemah pada 1980-an dan 1990-an. Hal yang sama akan terjadi di Australia jika kita tidak melawan rencana pemerintah. Kami menyerukan kepada semua pekerja untuk memperjuangkan hak mereka)," ujarnya.

Di Jerman, Deputy Head Left Party PDS (Partei des Demokratischen Sozialismus) International Department, Dr. Helmut Ettinger mengatakan, peringatan 1 Mei tetap dipertahankan sebagai tradisi. Dirinya sebagai perwakilan partai politik tidak ikut mengorganisasi kegiatan ini, tapi mendukung organisasi buruh dengan menggerakkan anggota dan simpatisannya.

Sedangkan di Thailand, Profesor Giles Ji Ungpakorn dari Universitas Chulalongkorn, mengatakan bahwa pro-kontra peringatan May Day masih ada, terutama antara serikat buruh pro pemerintah yang mengatasnamakan kesetiaan pada raja dengan serikat buruh progresif yang menginginkan peringatan Hari Buruh Internasional berdasarkan kesadaran kelas.

Di Perancis, peringatan May Day tahun ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. "Demonstrations all over France. Some years, Mayday demonstrations are routinous, but some years, they have a special meaning. It should be the case this time, after the victory on Contrat Premihre Embaucheissue (CPE) or the First Job Contract, (Demonstrasi terjadi di seluruh Perancis. Beberapa tahun lalu, demonstrasi May Day rutin dilakukan, tapi belakangan, peringatan ini mempunyai makna khusus, apalagi setelah kemenangan kami atas isu Kontrak Kerja Pertama)," ujar anggota Europe Solidaire Sans Frontihres (ESSF), Pierre Rouset ketika dihubungi melalui e-mail.

Pekerja di Swedia pun merayakan May Day. Anggota European Parliament (Parlemen Eropa) Jonas Sjostedt mengungkapkan, pada hari itu, pihaknya akan mengorganisasi aksi di seluruh Swedia.

"The importance is to clarify that the struggle for good working conditions and faire wages are international, and that the labour movements need to cooperate, and not to compete with each other, in order to be successful (Hal terpenting adalah untuk menjelaskan bahwa perjuangan menciptakan kondisi kerja yang lebih baik dan upah yang adil adalah perjuangan internasional, dan bahwa gerakan buruh harus bekerja sama, dan bukan untuk bersaing satu sama lain, agar sukses)," tuturnya (Pikiran Rakyat, 01/05/06)

May Day di Indonesia

Tak pelak lagi, ketika sebagian besar negara mulai memperingati kembali 1 Mei, pro-kontra muncul ke permukaan di bumi Nusantara. Khususnya pada saat pemerintahan Orde Baru. Alih-alih berbau sosialis sekaligus komunis laten perayaan Hari Buruh Internasional dilarang diperingati di bumi pertiwi ini.

Padahal, sejak tahun 1920-an dan dilegalkan oleh UU No. 1 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya UU Kerja Tahun 1948. Pasal 15 ayat 2 menyebutkan, "Pada hari 1 Mei, buruh dibebaskan dari kewajiban bekerja".

Lagi, kebebasan hajatan rakyat itu pun dilarang pada pemerintahan Soeharto. Pasalnya, peringatan hari May Day dianggap sebagai kepanjangan dari tradisi komunis. Tentunya, keputusan ini tak bisa diganggu gugat dan merugikan wong cilik.

Di tengah-tengah pelarangan hari buruh, 1 Mei 1995, Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI) dan Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi merayakan `May Day` di Semarang. Aksi yang melibatkan 500-an lebih buruh dan mahasiswa ini dibubarkan secara paksa termasuk dengan menabrakkan motor trail ke kerumunan massa.

Namun, berkat perjuangan mahasiswa dan buruh dalam melengserkan Soeharto ke prabon. Angin segar peringatan May Day mulai dirasakan rakyat dalam bentuk mobilisasi-mobilisasi massa dengan mengusung isu kesejahteraan dan politik.

Di lain sisi peringatan Hari Buruh internasional masih menyisakan luka mendalam bagi kalangan tertentu. Di sadari atau tidak ketimpangan masih terjadi dalam pembagian gaji buruh.

Masih ingat dalam benak kita, bagaimana sosok Marsinah seorang buruh pabrik PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.

Adalah seorang buruh perempuan yang aktif mengorganisir perjuangan menuntut hak–hak normatif buruh di pabriknya. Ia memimpin pemogokan tanggal 4 Mei 1993. Tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah buruh masuk kerja. Bahkan Ia sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim.

Walhasil, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap. Pada 8 Mei 1993, dan mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong Kecamatan Wilangan Nganjuk, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. . (www.prd-online.or.id)

Benarkah kuatnya gelombang arus May Day dari pelbagai negara dapat memperbaiki kinerja sekaligus kesejahtraan buruh di negara Indonesia. Jawabannya pasti tidak.

Tengok saja, bagaimana nasib Serikat Pekerja Dirgantara Indonesia, yang masih terkatung-katung. Hingga hari ini belum ada kejelasan dari pemerintah.

Atau nasib masyarakat perumnas Tanggul Angin Sejahtera dan sekitarnya akibat semburan lumpur Lapindo beberapa bulan yang lalu. Lagi, sampai sekarang nasib mereka masih tak mendapatkan kejelasan dan harus menuntut ganti rugi kepada siapa.

May Day; Moment Evaluasi Bersama
Maka wajar bila kehadiran May Day bukan semata peringatan Hari Buruh Internasional, tapi harus juga di jadikan sebagai moment bersama dalam menuntut hak dan kewajiban karyawan. Terlebih lagi saat RUU No 13 Tahun 2003 keluar. Sungguh memberatkan masyarakat pinggiran.

Meski, pelbagai serikat pekerja menolak Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK) tersebut. Salah satunya, Serikat Pekerja Nasional (SPN) yang tergabung dalam Kongres Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggelar aksi dengan konsentrasi massa di Jakarta. Ketua Umum SPN, Bambang Wirahyoso berkata, seperti yang dilansir Pikiran Rakyat, (01/05) khusus di Pulau Jawa aksi terpusat di Jakarta. Aksi di luar Jawa berlangsung di daerahnya masing-masing. ‘Kami mengakui adanya May Day, dan kami memperingatinya,` ujarnya.

Menurutnya, peringatan ini juga mengingatkan kepada para pemilik modal (kapitalis) yang hampir selama 20 tahun terakhir telah menjadikan pekerja sebagai sebuah komoditas dan menghancurkan standar-standar ketenagakerjaan dengan menggunakan konsep fleksibilitasnya.

Konsep fleksibilitas ini merupakan alat yang dipakai neoliberal untuk menggiring standar ketenagakerjaan ke kekuatan pasar. Konsep tersebut tidak hanya di gunakan di Indonesia saja, akan tetapi juga di hampir seluruh negara di Asia, Eropa, dan Australia.

Konsep ini jelas sangat bertentangan dengan falsafah Pancasila dan dasar negara UUD 1945. `Pekerja/buruh harus bisa dipekerjakan sebagai manusia seutuhnya, yang memiliki rasa, hati, nurani, akal, pikiran, serta kebutuhan lahir dan batin lainnya,`tuturnya.

Baginya, pekerja tidak bisa dijadikan komoditas yang harus bergantung pada kekuatan supply and demand di pasar. Apalagi, di Indonesia, jumlah pengangguran sangat banyak sehingga posisi bargaining-nya pun sangatlah sulit. Ditambah dengan tingkat pendidikan yang dipegang sebagian besar penganggur di Indonesia menambah hilangnya posisi bargaining power pekerja di pasar tenaga kerja.

Ia berpendapat, seharusnya, sesuai dengan falsafah bangsa tentang kesejahteraan dan keadilan diperkuat dengan pasal 27 UUD 1945, negara wajib menciptakan lingkungan agar setiap warga negaranya memiliki penghidupan dan pekerjaan yang layak. Bukan malah menciptakan lapangan kerja semu, yaitu terbuka lapangan kerja bagi angkatan kerja yang baru lulus, padahal pekerja lama dikeluarkan.

`Pengangguran berkurang untuk angkatan kerja muda, akan tetapi angkatan kerja yang mungkin usianya sudah tidak memungkinkan lagi untuk masuk sebagai pegawai baru malah justru bertambah,` jelasnya.

Bambang menolak revisi UUK yang digunakan sebagai dalih perluasan lapangan kerja adalah lapangan kerja semu yang ditujukan hanya untuk pegawai baru dengan menghilangkan pegawai lama.

Senada dengan Bambang. Husein Alwi, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Barat, menyoal UU Ketatanegaraan itu berpendapat `Yang pasti pedoman untuk ketenagakerjaan harus merujuk pada UUK Nomor 13 Tahun 2003, dengan tetap menjadikan kesejahteraan pekerja sebagai hal yang utama,` paparnya.

Nah, jika kehadiran May Day dengan sederetan tuntutan dan Pesta Rakyatnya tak bisa berdampak pada perbaikan kesejahteraan bangsa Indonesia. Bukan malah melanggengkan kekuasaan bagi kelompok tertentu. Kalau begitu apa makna dari peringatan tersebut?

Tentunya, keberpihakan pemerintah beserta pengusaha tak lagi melekat dalam sanu bari rakyat jelata. Malahan memperkaya dan memberikan peluang KKN yang seluas-luasnya bagi para pejabat lalim.

Thus, keseharian rakayat kecil, malah kian akrab dengan tumpukan uang recehan yang hitam pekat laksamana nasibnya dan corong mega pound yang kian pudar warnanya. Inilah Hari Buruh Internasional. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 30/04;12.35 wib

*Penulis Mahasiswa Studi Agama-Agama Fakultas Filsafat dan Teologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung dan aktivis LPIK (Lembaga Pengkajian Ilmu keIslaman) Bandung.

Baca Selengkapnya......
 
@Copyright © 2007 Depkoinfokom HMI Design by Boelldzh
sported by HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Kabupaten Bandung
Pusgit (Pusat Kegiatan) HMI Jl.Permai V Cibiru Bandung 40614
email;hmi[DOT]kab[DOT]bdg[ET]gmail[DOT]com