Sunday, July 5, 2009

PENGUMUMAN

PENGUMUMAN...

Kepada seluruh kader HMI Khususnya Cabang Kab. Bandung, ayo bergabung di Grup Fecebook nya HMI Kab. Bandung....

Trimzz


Baca Selengkapnya......

Friday, July 3, 2009

“MAHASISWA DAN NILAI IDEALISME”

(Analisis terhadap realita Kampus)

Oleh : KAHPIANA[*]

Mapannya arus modernis telah menjadi jargon yang melemahkan kaum muda termasuk didalamnya Mahasiswa. Masuknya zaman globalisasi mengantarkan masyarakat kampus tertidur oleh kemapananya. Ditinjau dari analisis hari ini menjadi hipotesis penulis, bahwa Mahasiswa hari banyak mengalami kemerosotan dari segala apapun, baik dari segi moral, dehedrasi spiritual, ataupun kemapanan intelektual. Organisasi Mahasiswa baik intern maupun eksteren yang diharapkan mampu menjadi ruang gerak mahasiswa, tapi hari ini system kampus sudah membatasinya. Pedahal saya disanalah yang akan memunculkan ide-ide perubahan.

Murahnya harga diri Mahasiswa dari mata public adalah ancaman besar bagi kita yang akan menjadikan krisis kepercayaan bagi masyarakat,. Terhegemoninya pola pikir Mahasiswa oleh system kampus, atau mungkin tergerus oleh zaman akan menjadikan bangsa ini semakin terpuruk, kita perhatikan dalam forum-forum intelektual Mahasiswa jarang sekali hadir didalamnya. Akankah kita akan seperti ini?. Dan yang ngerinya lagi Mahasiswa hanya disibukan oleh tugas-tugas kampus saja, ini menunjukan bahwa mahasiswa kita digiring untuk menjadi mahasiswa yang oportunis terhadap permasalahan baik itu kebangsaan, keumatan dll.

Belum lagi kita berbicara Nilai Idealisme yang hari ini tidak lagi terdengar dalam diri Mahasiswa.dan itu seharusnya nilai itu menjadi harga mati bagi Mahasiswa. Kita lihat Gerakan murni yang lahir seringkali tercemari oleh pelacur kekuasaan, kacung politik, diakui atau tidak ini adalah realita saya sering melihatnya. Penulis pikir perubahan ini harus bersama kita lakukan, mulai dari pejabat kampus yang didalamnya_Rektor, Dekan, dan para Dosen_kampus sampai Mahasiswa jika kita memang menginginkan adanya suatu perubahan. Kalau memang kita enjoy dengan keadaan seperti ini.ya kita semua akan terus-terusan tidak merasakan kenyamanan belajar disini.!!!!!!!!!!!!

Penulis satu bulan kebelakang menganalisis para dosen pada PBM, dari empat pertemuan hanya dua bahkan satu kali pertemuan saja dosen bisa masuk, dengan berbagai macam alasan yang dilontarkan, Ini sebenarnya klasik tapi kalu tetap dibiarkan kami Mahasiswa juga tidak bisa nyaman belajar disini. Mengerikan sekali kampus kita ini. Saya sering terfikirkan ketika belajar dalam kelas, si dosen menerangkan konsep ideal tentang pendidikan yang didalamnya (Kurikulum, Administrasi, sarana prasarana, dll) tapi ketika saya melihat realita kampus kita ini jauh dari konsep ideal yang diterangkan oleh dosen. Belum lagi yang kerjanya hanya memakan gaji buta. Saya fikir Mahasiswa fakultas Tarbiyah jangan hanya diam, ketika ada sesuatu yang janggal mari kita selesaikan bersama, kita ingatkan bersama agar kita semua tidak menjadi orang yang dzolim dan terdzolimi oleh system kampus. Ini otokritik bagi kita semua. Penulis teringat dengan teori pendidikan madzhab kritis, bahwa pendidikan adalah sebuah penyempurnaan agar manusia itu tidak terbodohi dengan proses belajar mengajar (PBM), yang sehingga manusia itu akan terus diam saja melihat sebuah ketidak benaran.

Jadi kalu jita perhatikan bersama antara Nilai Idealisme dan Mahasiswa adalah dua mata koin yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainya. Jika mahasiswa sudah tidak lagi menjaga nilai Independensi maka kita terkalahkan oleh kaum TUA. Yang hanya menjadikan kita kacung-kacung kepentingan pribadinya.

Bangun mahasiswa Indonesia kau telah tertidur panjang, apakah kau menutup mata melihat keterpurukan di lingkunganmu, apakah kau takut untuk melakukanya, kita adalah pengarah bangsa ini, kita punya sebuah nilai kejujuran nilai yang tidak bisa terjual oleh harga nominal. Terlalu sayang kau tinggalkan masa kejayaanmu sebagai mahasiswa jika kau gadaikan demi pelacur kekeuasaan, dank au jual Nilai Idealisme dengan harga Nominal.



[*] Penulis adalah ketum HMI KOMTAR 2008-2009.



Baca Selengkapnya......

TERMENUNG AKU DALAM REALITAS YANG TAK PASTI.

Oleh ; Kahpiana[*]

Aku melihat realitas disekitarku, bising mendengar dengan suatu yang namanya perubahan, entah mengapa?, apakah mereka takut dengan ancaman pada mereka, ataukah mereka tak mau perubahan dan nyaman dengan keadaannya.

Kita adalah penggerak atas semuanya, tapi terkadang kita tidak tau bahwa kita adalah penggerak itu, dan kita bingung mau kemana kita akan melangkah, dan kita mati langkah dengan suatu dogma yang membelanggu cara pandang kita baik budaya, norma dan bahkan agama. Kita tau di rezim orla (orde lama), orba (orde baru) banyak mereka yang diuntungkan dengan tindakanya yang oportunis mereka manut, patut, tapi tidak bebas, tapi sedikit bagi mereka yang revolusioner mengangkat suatu yang menengtang ketika zaman itu mereka dibuang, dipenjarakan dan bahkan mereka dibunuh salah satu contohnya Pramudia A Toer, Tan malaka, Rivai apin dll. Demikianpun sekarang ini zaman orde yang paling baru (Reformasi) yang menganut faham katanya democrasi masih banyak Politik Tajug bercokolan dimana-mana. Kekuasaan ditangan rakyat yang sering kita dengungkan laksana kapal air yang tanpa nahkodanya. Kebesasan yang sering kita degungkan menjadikan alat bagi kita melakukan salahkaprah. Kekuasaan sampai kapanpun menjadi suatu rebutan para elite kita.

Menghadapi kampanye pilpres yang namanya kemiskinan, pendidikan, pengangguran dll menjadi bahan pembicaraan kampanye para elite. Parpol berideologi manapun pasti tak kalah bualanya, baik yang berbau nasionalis, agamis bahkan nasionalis maupun agamis pun demikian. Hari ini rakyat kita telah dibodohkan oleh suatu gerakan yang sering mengatas namakan gerakan SOSDEMPRAK (sosialis demokrasi kerakyatan). Tapi tidak pernah sama sekali parpol kita mengajarkan pendidikan politik pada rakyat, bagaimana rakyat kita menghasilkan hidup yang layak toh pada akhirnya suatu ruang pendidikan politik tidak diberikan, rakyat kita sama sekali tidak diberi kesadaran akan suatu manisfestasi kehidupan democarsi yang dimana menjadikian cara pandang mereka rasional, objektif, dan egaliter dan itulah ciri masyarakat system Negara democrasi. Kita lihat banyak elite kita secara jelas ketika zaman orba melakukan suatu gerakan yang melanggrar HAM, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme tapi hari ini mereka dengan leluasa mencalonkan pemimpin bangsa ini. Ini maksud saya rakyat tidak mendapat kesadaran untuk menilai secara objrktif memilih dan menentukan pemimpinya.

Aku heran sepertinya dengan tatanan kehidupan bernagara di bumiputra ini, masih ada elite yang merauk uang negara untuk kepentingan pribadi, pusing rasanya semakin hari semakin banyak yang aku tau, kejanggalan realitas disekitar menjadikan aku tak mau diam saja yang ada dihatiku adalah REVOLUSI, sudah saat kita perbincangkan tentang arah bangsa ini kedepan, sebab kalau hari ini turunan orba, orla masih bercokol di kursi pemerintahan ini berbahaya bagi bangsa. Kepentingan pribadi dan kelompok kita redam dulu sebaiknya kita bersatu dalam nuansa kehidupan yang bersatu menjadi tubuh yang bertajuk PERUBAHAN.

REVOLUSI ITU MENCIPTAKAN !!

(Tan Malaka)

*Penulis adalah ketum HMI KOMTAR 2008-2009





Baca Selengkapnya......
 
@Copyright © 2007 Depkoinfokom HMI Design by Boelldzh
sported by HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Kabupaten Bandung
Pusgit (Pusat Kegiatan) HMI Jl.Permai V Cibiru Bandung 40614
email;hmi[DOT]kab[DOT]bdg[ET]gmail[DOT]com