Friday, March 30, 2007

Resolusi Iran

Mendukung Resolusi Iran; Indonesia Boneka Amerika
Oleh Ibn Ghifarie

Lagi, pemerintah Indonesia mendapat kecaman dari sebagian umat islam tentang sikap Indonesi yang mendukung resolusi resolusi sanki terhadap Iran. Tak ayal, sejumlah Ulama angkat bicara melalui Tim Pengacara Muslim (TPM), dilaporkan akan segera melakukan gugatan class action terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. SBY dianggap telah melanggar hukum yang berlaku.

Rencana class action disampaikan Ketua TPM Muhammad Mahendradatta di Jakarta, Rabu (28/3). Menurut Mahendra, tindakan SBY yang tiba-tiba berbalik mendukung Resolusi DK PBB, telah mengecewakan sejumlah ulama. TPM berharap Presiden SBY dapat bersikap lebih bijaksana menanggapi sanksi untuk Iran. Menurut dia, Presiden seharusnya bisa bersikap netral atau lebih bagusnya menolak sanksi tersebut. (Metro 29/03)

Ditengah-tengat krisis kepercayaan dan kemerosotan popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terus anjlok. Bila pada awal jabatannya, tiga tahun lalu, popularitas SBY 80% dan Kalla 77%, sekarang sudah merosot di bawah 50%.

Survei terbaru yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia pada 17-24 Maret 2007 di 33 provinsi dengan responden 1.238 orang menghasilkan angka seperti itu. Popularitas SBY merosot ke posisi 49,7%, sedangkan Jusuf Kalla tinggal 46,9%.

Memang harus diakui melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menurut Syaiful Mujani, Direktur Eksekutif LSI menunjuk situasi perekonomian yang tidak kunjung membaik--bahkan dalam beberapa hal memburuk--adalah penyebab utama kemerosotan popularitas duet SBY-JK. Untuk mereka yang percaya pada survei, popularitas di bawah 50% adalah situasi yang membahayakan. (Editorial, 28/03)

Pihak penguasa masih sempat-sempatnya menyuarakan sikap politik luar negeri Indonesia dengan lantang yang mendukung negara Adidaya. Sudah tentu, pasti akan menuai protes. Jangankan rakyat jelata yang tak tau menahu persoalan itu, perwakilan dewan saja mengutuk keras tindakan ganjil tersebut. Salah satunya, anggota komisi 1 dari F-PAN Abdillah Toha. Menurutnya, sikap Indonesia yang mendukung resolusi sanksi terhadap Iran, akan mendpat blunder politik luar negeri Indonesia kedepan.

`Ini blunder karena tidak mencerminkan masyarakat Indonesia. Pemerintah dalam kebijakan luar negeri seakan berjalan tanpa rakyat,` tegasnya dalam rapat kerja denagn komisi 1 DPR di Gedung Parlemen Senayan Jakarta Kamis (29/03).

Bagi Permadi dari F-PDIP menyatakan keputusan mendukung resolusi PBB terhadap Iran itu memperlihatkan bahwa pemerintah saat ini menjadi boneka Amerika Serikat.
`Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB adalah untuk memperjuangkan hak dan asfirasi rakyat indonesia, bukan menjadi alat Amerika,` tandas parmadi (Medai Indonesia, 29/03)

Hal senada pun dilontarkan Amin Rais, mantan Ketua MPR. Menurutnya, keputusan tersebut merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip politik Indonesia yang bebas dan aktif. Amien menilai, koputusan itu sebagai bukti nyata ketakutan pemerintah terhadap negeri adidaya Amerika Serikat.

"Ya, sebuah negara yang ternyata tidak mampu menyetir kebutuhan negerinya, bebas dan aktif. Artinya, bebas di bawah bayang-bayang Amerika dan aktif di bayang-bayang Washington. Jadi sama saja. Ketakutan. Tapi, ini tidak aneh," jelas Amien kepada wartawan seusai menghadiri penerbitan sebuah buku di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3).

Lebih jauh Ia menilai, dalam kasus nuklir Iran, Indonesia tidak konsisten menerapkan prinsip bebas aktif karena terpengaruh pada Amerika Serikat. Seharusnya sebagai sesama negara ketiga, Indonesia mesti berpihak pada Iran. (Metro, 28/03)
Sekali lagi, Indonesia telah menjadi boneka negara Paman Sam. Yakni dengan ikut mendukung resolusi PBB terhadap Iran tersebut.

Dengan demikian, inilah pintu awal pudar sealigus berakhirnya pemerintahan SBY-JK. Tinggal menunggu waktu dan ajal menjemput para penguasa lalim tersebut. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 29/03;23.48 wib

Baca Selengkapnya......

Thursday, March 29, 2007

Apa Kabar HMI?

Oleh A Sulthonie

Bagaimana HMI saat ini?, pertanyaan ini sudah menjadi trademark bagi organisasi mahasiswa Islam terbesar ini untuk peran selanjutnya. Siapa yang tidak kenal dengan HMI yang mempunyai kiprah besar terhadap tegaknya bangsa ini. Tapi juga ada tuduhan, bahwa HMI pun turut andil dalam kebobrokan para politisi yang notabene alumni HMI.

Tidak ada kata lain yang bisa dijadikan patokan bagi HMI, kecuali back to basic. Yaitu kembali pada Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang 'bernafaskan Islam' dan bertanggung jawab atas terselenggaranya negara adil makmur yang diridhai Allah SWT. Hanya ini yang harus dijadikan tolok ukur eksistensi HMI. Lain dari itu, tidak ada.


Kalau kata Fachri Ali, dia menyebutkan "Dulu HMI adalah organisasi intelektual yang mencetak kader-kader technocrat dan merupakan idola tiap anak muda terpelajar, serta curiga dengan politisi yang cenderung manipulatif dan bohong melalui kemampuan berpidato. Sedangkan hari ini HMI adalah pencetak para kader politisi yang dulu dicurigai oleh HMI itu sendiri. Saya berkeyakinan 10 tahun kedepan rakyat kian bosan dengan politik, bosan dimanipulasi dan bosan dibohongi. Oleh karenanya 60 tahun HMI kini, jika dia ingin tetap Berjaya, maka mencetak kader-kader intelektual (technocrat) adalah sebuah keharusan, karena bangsa ini akan bersiap melakukan substitusi kepemimpinan politik dengan kepemimpinan technocrat. Membaca dan menulislah, karena itu yang akan membuat anda dewasa secara intelektual." (sumber : http://pbhmi.com). Nah... sekarang, apa yang dimiliki dan yang bisa ditonjolkan oleh si-'Hitam Hijau' ini?.


Mungkin, ini mungkin saja, saat ini telah terjadi degradasi kaderisasi di tubuh HMI sendiri. Entah apa sebabnya. Bisa jadi juga tanggungjawab para rakanda alumninya yang terus menerus meng'kooptasi' adik-adiknya di HMI. Demi kepentingan para rakandanya, adik-adiknya diobok-obok. Dan yang paling penting, bagi HMI-nya sendiri harus mulai sadar bahwa HMI bukan milik alumni, tapi milik anggota. Sehingga maju-mundurnya organisasi ini tergantung bagaimana sikap anggotanya. Jika anggotanya mau di'mainkan' oleh para rakandanya, maka sudah jelas bahwa HMI sedang menggali liang lahatnya sendiri.


HMI adalah HMI, bukan HMI adalah juga Alumni HMI. Paradigma ini jelas berbeda. Karena akan bermuara pada sikap independen. Tanpa sikap independen ini, maka tidak ada HMI. Dan menjadi wajar jika kemudian ada pertanyaan 'Bagaimana HMI saat ini?'. Bukan berarti anti kepada Alumni HMI. Akan tetapi bersikap proporsional. Bahwa Alumni HMI merupakan wadah silturrahmi dan komunikasi antar komunitas keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam. Tidak lebih. Apalagi kemudian ada transaksi, deal-deal politis yang bakal berdampak pada proses perbaikan institusi.


HMI akan terbawa-bawa dalam berbagai proses politik yang terjadi. Akan sangat membanggakan jika ternyata proses politik itu membawa dampak positif pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi sebaliknya, institusi HMI akan terbawa buruk dan rusak karena tingkah laku para alumninya yang tidak patut dan tidak layak, apalagi bagi para alumninya yang terlibat unsur-unsur KKN. Jelas-jelas ini merusak dan menghancurkan. Bukan saja HMI tapi juga bangsa dan negara secara keseluruhan.


Oleh karenanya, dengan ucapan bismillah...HMI harus back to basic. Yakin Usaha Sampai.

*Penulis Alumni HMI Ushuluddien.

Baca Selengkapnya......

Tasyakur

Assalamu`alaikum Wr, Wb

Kami atas nama pengurus HMI Kom Ushuluddien Cab Kab Bandung mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihannya Rakanda Apep (Kom Ushuluddien) menjadi Ketua Umum HMI Cab Kab Bandung periode 2007/2008 pada Konpercab X di Vila Yasmin Ciwidey (6-9/03).

Semoga dapat membawa perubahan di tubuh Ijo. Hingga perbedaan menjadi modal utama dalam membangkitkan HMI, bukan menjadi malapetaka. Amein.

Billahi Taufik Wal Hidayah
Wasalamu`alaikum Wr, Wb

Yakuza

Hendri Setiawan (Ketum Ushuluddien)
Mian (Sekum Ushuluddien)

Baca Selengkapnya......

Yakusa

Assalamu`alaikum Wr, Wb

Selamat Datang di Blog Resmi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kabupaten Bandung.

Mudah-mudahan dengan hadirnya web blog ini dapat merajut tali persaudaraan di antara kita yang sempet terkoyak, tercabik-cabik, hingga tak mengenal satu sama lain. Kecuali se-Komisariat, se-Cabang, se-Badko se-Dipo (Diponegoro) atapun se-MPO (Majelis Penyelamat Organisasi). Semoga.

Kami menyambut partisipasi aktif dari kawan-kawan atau rakandawan/wati untuk mewujudkan cita-cita mulia HMI. Yakni sebagai insan akademis, pengabdi dan bernafaskan Islam. Amien

Kami segenap pengurus HMI Cab Kabupaten Bandung turut berduka cita sedalam-dalamnya atas tergelincir sekaligus meledaknya Kapal Garuda di Jogyakarta (07/03). Semoga pihak keluarga mendapatkan ketabahan dan merelakan saudaranya kembali ke pelukan Tuhan. Amien.

Billahi Taufik Wal Hidayah
Wasalamu`alaikum Wr, Wb

Yakin Usaha Sampai.

Moderator

Baca Selengkapnya......
 
@Copyright © 2007 Depkoinfokom HMI Design by Boelldzh
sported by HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Kabupaten Bandung
Pusgit (Pusat Kegiatan) HMI Jl.Permai V Cibiru Bandung 40614
email;hmi[DOT]kab[DOT]bdg[ET]gmail[DOT]com